Selasa 24 Apr 2018 18:31 WIB

Operasi Militer Mesir Dikhawatirkan Picu Krisis Kemanusiaan

Militer Mesir di Sinai Utara membuat warga kekurangan kebutuhan pokok.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Tentara Mesir berpatroli di sebuah kendaraan lapis baja yang didukung oleh helikopter tempur di Sheikh Zuweyid, Sinai Utara, Mesir.
Foto: AP
Tentara Mesir berpatroli di sebuah kendaraan lapis baja yang didukung oleh helikopter tempur di Sheikh Zuweyid, Sinai Utara, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Operasi militer Mesir yang menargetkan kelompok terafiliasi ISIS di Sinai Utara berpotensi memicu krisis kemanusiaan. Hal itu disampaikan oleh lembaga hak asasi manusia internasional Human Rights Watch (HRW) dalam laporannya yang dirilis pada Senin (23/4).

Menurut HRW, operasi militer Mesir di Sinai Utara telah menyebabkan warga di sana kehilangan ruang gerak. Suplai berbagai macam kebutuhan ke daerah tersebut pun telah dibatasi secara ketat. "Warga mengatakan mereka mengalami kekurangan persediaan makanan, obat-obatan, gas untuk memasak, dan barang-barang komersial penting lainnya," kata HRW dalam laporannya, dikutip laman Al Arabiya.

Tak hanya itu, menurut HRW, operasi militer di Militer juga melarang penjualan bahan bakar minyak untuk mobil. Layanan telekomunikasi selama beberapa hari sengaja diputus. Hal itu menyebabkan warga di Sinai Utara terisolasi dari dunia luar. Di wilayah paling timur di Sinai Utara, termasuk Rafah dan Sheikh Zuwayed, pasokan listrik dan air telah dipangkas.

Direktur HRW untuk Timur Tengah dan Afrika Barat Sarah Leah Whitson mengatakan operasi militer Mesir di Sinai Utara dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hukum. "Sebuah operasi kontraterorisme yang membahayakan pasokan barang-barang penting ke ratusan ribu warga sipil adalah melanggar hukum dan tidak mungkin membendung kekerasan," ujarnya.

Kendati demikian, militer Mesir mengecam laporan yang diterbitkan HRW. Mereka mengatakan laporan tersebut tidak memiliki sumber yang valid dan dapat diandalkan.

Militer Mesir bahkan menyangkal terjadinya kelangkaan bahan pangan di Sinai Utara. "Kami mendistribusikan jatah makanan kepada orang-orang, termasuk di daerah-daerah tempat operasi militer berlangsung," kata juru bicaramiliter Mesir Tamer al-Rifai.

Ia pun membantah telah terjadi pemangkasan pasokan listrikdan air di wilayah paling timur di Sinai Utara. Sebaliknya, menurut al-Rifai banyak warga di wilayah tersebut mendukung operasi militer Mesir dalam menumpasmilisi yang terafiliasi ISIS. Tak sedikit warga di sana yang datang kepada para tentara dan memberikan informasi penting yang dapat menunjang keberhasilan operasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement