Kamis 09 Aug 2012 21:46 WIB

Walubi: Krisis Rohingya Murni Politik Bukan Agama

Rep: Amri Amrullah/ Red: Hafidz Muftisany
 Ratusan demonstran yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Rohingya melakukan aksi dorong ketika berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Myanmar, Jakarta, Kamis (9/8). (M Agung Rajasa/Antara)
Ratusan demonstran yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Rohingya melakukan aksi dorong ketika berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Myanmar, Jakarta, Kamis (9/8). (M Agung Rajasa/Antara)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Tragedi kemanusiaan yang terjadi di Myanmar terhadap etnis minoritas Muslim Rohingya dianggap bukanlah masalah agama tetapi ada kepentingan politik oleh rezim otoriter junta militer Myanmar.

Hal itu disampaikan Ketua Majelis Budhayana kota Surabaya, Romo Abaya dalam pernyataan sikap di Forum pertemuan Kerukunan Umat Beragama di Royal Plaza, Surabaya, Kamis (9/8).

"Tragedi kemanusiaan terhadap etnis muslim minoritas Rohingya di Myanmar bukanlah terkait isu keagamaan, tetapi tragedi ini adalah murni dari kejahatan dari pemerintahan otoriter junta militer di myanmar," ungkap Abaya kepada Republika.

Lanjut ia mengatakan, Walubi memandang ada upaya dari luar Myanmar memanfaatkan rezim otoriter di myanmar untuk mencari perhatian masyarakat myanmar dan dunia. Salah satunya dengan melakukan kambing hitam terhadap para pengikut Budha disana, termasuk mendiskreditkan para Bikhu dan Banthe disana.

Abaya yakin, foto dan di video yang tersebar dimana seolah-olah para banthe dan bikhu ikut dalam pembunuhan etnis muslim Rohingya tidaklah benar. Karena dari informasi konsulat Walubi di myanmar bahwa ada beberapa oknum yang sengaja menggunakan pakaian bikhu dan banthe dan melakukan aksi kekejian itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement