Jumat 31 Aug 2012 18:11 WIB

JK Apresiasi Solidaritas Masyarakat Indonesia untuk Rohingya

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (kanan) berbincang dengan tim PMI yang akan berangkat membawa bantuan kemanusiaan untuk korban konflik Rohingya di Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (25/8).
Foto: Antara/Saptono
Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (kanan) berbincang dengan tim PMI yang akan berangkat membawa bantuan kemanusiaan untuk korban konflik Rohingya di Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (25/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla, mengapresiasi penggalangan bantuan kemanusiaan dan solidaritas yang dilakukan berbagai organisasi dan elemen masyarakat Indonesia untuk etnis Muslim Rohingya di Myanmar.

Jusuf Kalla menyampaikan hal itu kepada pers di sela-sela menerima bantuan kemanusiaan dan penggalangan solidaritas untuk etnis Rohingya oleh organisasi kepemudaan PDI Perjuangan, Taruna Merah Putih, di Jakarta, Jumat.

Palang Merah Indonesia (PMI) sendiri, menurut Kalla, telah mengirimkan delapan personel yang mewakili pemerintah RI untuk membawa bantuan kemanusiaan bagi korban konflik Rohingya, di Myanmar.

"Bantuan untuk korban Rohingya ini akan diberikan dalam dua tahap, yakni pada fase darurat pengungsian dan fase rehabilitasi rumah-rumah korban. Kita tentu bekerjasama dengan pemerintah Myanmar," ujarnya.

Ditempat yang sama, Ketua Umum Taruna Merah Putih, Maruarar Sirait, mengatakan bahwa upaya menggalang bantuan kemanusiaan untuk Rohingya itu telah dilakukan organisasi yang dipimpinnya sejak beberapa waktu lalu, dan saat ini akan diserahkan kepada PMI untuk penyaluran berikutnya.

Menurut politisi PDIP itu, PMI sebagai organisasi kemanusiaan telah berhasil masuk ke wilayah konflik di Myanmar dan berkomunikasi langsung dengan etnis muslim Rohingya sehingga penyaluran bantuan diharapkan bisa sampai kepada mereka yang membutuhkannya.

"Yang pastinya ini adalah solidaritas untuk Rohingnya, bagaimana kita menggalang dukungan untuk rakyat Rohingnya. Sebuah solidaritas lintas negara, lintas suku, lintas agama, dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan," ujar Maruarar yang juga anggota Komisi XI DPR RI itu.

Dia juga menekankan bahwa sebagai sesama negara anggota ASEAN, Indonesia harus berada pada garda terdepan dalam mewujudkan perdamaian di kawasan dan hal tersebut sejalan dengan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement