Jumat 28 May 2021 03:23 WIB

Saudi Janji Gelontorkan 100 Juta Dolar untuk Pariwisata

Arab Saudi siapkan dana jumbo untuk menggenjot sektor pariwisata

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Pantai Al-Umluj adalah salah satu destinasi wisata Arab Saudi yang paling banyak dicari.
Foto: Arab News
Pantai Al-Umluj adalah salah satu destinasi wisata Arab Saudi yang paling banyak dicari.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Pariwisata Arab Saudi Ahmed Al-Khateeb mengatakan negaranya akan bermitra dengan Bank Dunia untuk mendirikan anggaran pariwisata dunia, International Fund for Comprehensive Tourism, senilai 100 juta dolar AS. Hal ini ia sampaikan dalam pidato pembukaan Pertemuan Pemulihan Pariwisata 2021 yang digelar di Riyadh.

"Ini akan menjadi anggaran global yang pertama dan satu-satunya yang didedikasikan hanya untuk pertumbuhan pariwisata internasional berkelanjutan," katanya seperti dikutip dari Arab News, Kamis (27/5).

Baca Juga

Pandemi global Covid-19 mendorong sektor pariwisata bertekuk lutut. Saat ini pemimpin-pemimpin industri sedang mengambil langkah untuk membantu sektor itu pulih di saat yang sama juga mengatasi dampak krisis kesehatan.

Khateeb  mengatakan 'berkelanjutan, inklusif, dan kolaboratif' menjadi tiga prinsip utama dalam upaya pemulihan pariwisata global. "Saya bangga mengatakan Kerajaan Arab Saudi siap berperilaku dengan prinsip-prinsip ini," katanya.

"Sebagai destinasi yang baru, prioritas kami adalah melindungi alam dan warisan budaya yang kaya dan menetapkan standar baru yang berkelanjutan. Proyek-proyek raksasa kami akan dikombinasikan dengan petualangan alam dan atraksi budaya dalam cara yang memenuhi standar lingkungan yang tinggi," terang Khateeb.

Khateeb mengatakan Neom yang berlokasi di utara Arab Saudi akan menjadi satu-satunya kota dengan moda transportasi alami dan tanpa emisi karbon di dunia. Kerajaan ingin proyek Laut Merah itu menjadi destinasi pariwisata terbesar di dunia yang menggunakan 'energi bersih' yang tak terhubung dengan jaringan nasional.  

Selain itu menteri pariwisata Arab Saudi tersebut juga membahas inisiatif Saudi Green yang baru-baru ini diumumkan. "(Inisiatif ini) akan melindungi lebih dari 30 persen tanah Kerajaan dan menambah warisan alam kami yang berharga dengan menanam 10 miliar pohon," katanya.

Karena pandemi Covid-19, pada tahun 2020 jumlah pengunjung dari luar negeri ke Arab Saudi turun hingga 74 persen. Sementara Kementerian Pariwisata Arab Saudi mengatakan pariwisata berkontribusi setengah Produk Domestik Bruto dunia. Lebih dari 60 juta pekerjaan hilang.  

Saat mendapat giliran menjadi ketua G20, Arab Saudi menggelar pertemuan sektor pariwisata swasta. Berkolaborasi dengan pembuat kebijakan, kegiatan itu menyusun strategis untuk masa depan pariwisata dan mengoordinasikan respons pandemi.

"Kami bicara mengenai kerugian industri ini di seluruh dunia pada tahun 2020 yang sebesar 5,5 triliun dolar AS," kata asisten menteri pariwisata untuk urusan eksekutif dan strategi, Putra Haifa binti Mohammed Al-Saud dalam pertemuan itu.

"Kami harus mengubah bahasa di Arab Saudi. Kami tidak lagi meminta pekerjaan di pariwisata, kami meminta karier di pariwisata," tambahnya.

Selama pandemi, Kerajaan Arab Saudi menciptakan 35 ribu lapangan pekerjaan saat dunia kehilangan lapangan pekerjaan di sektor pariwisata. Putri Haifa menjelaskan Arab Saudi meningkatkan pengeluaran sebesar 33 persen untuk mengubah fokus ke pariwisata domestik.

Selama musim panas 2020 saja Arab Saudi menggelontorkan 3,17 miliar dolar AS. "Kami harus mempromosikan secara lokal dan melibatkan masyarakat setempat," kata Putri Haifa.

Arab Saudi sudah membuka penerbangan internasional pada 17 Mei lalu. Di acara pameran tahunan Arabian Travel Market, CEO of the Saudi Tourism Authority Fahd Hamidaddin mengatakan kuartal keempat tahun ini menjadi titik balik bagi pariwisata Arab Saudi karena negara itu sudah mengimunisasi 70 persen populasinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement