Ahad 13 Jun 2021 19:20 WIB

Pengacara Bantah Putra Qaddafi Ingin Maju Pemilu Libya

The Times memberitakan Saif Al Islam ingin maju Pemilu Libya akhir tahun ini

Rep: Puti Almas/ Red: Nashih Nashrullah
The Times memberitakan Saif Al Islam ingin maju Pemilu Libya akhir tahun ini. Saif Al Islam Qaddafi, kini dan dulu
Foto: ,
The Times memberitakan Saif Al Islam ingin maju Pemilu Libya akhir tahun ini. Saif Al Islam Qaddafi, kini dan dulu

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI — Saif Al Islam Qaddafi, putra dari mantan presiden Libya Muammar Qaddafi dikabarkan akan mencalonkan diri dalam pemilihan di negara itu pada akhir tahun ini. Namun, hal ini dibantah pengacara Khalid Al Zaidi, yang mengatakan kliennya tidak pernah mengungkapkan rencana tersebut kepada media.  

Sebelumnya, laporan datang dari surat kabar Inggris, The Times yang mewawancarai Saif secara langsung. Menurut Al Zaidi, kliennya tidak pernah bertemu dengan jurnalis dari media tersebut dan mencatat bahwa sejauh ini hanya ada rencana untuk menjadwalkan wawancara dengan wartawan dari Bloomberg mengenai situasi dan perkembangan politik Libya.   

Baca Juga

Dilansir Libyan Express, Al Zaidi mengatakan tidak pernah ada pernyataan bahwa Saif berencana untuk mengikuti pemilihan presiden Libya pada akhir tahun ini. Ia mengaku terkejut dengan laporan palsu dari The Times dan mempertanyakan mengenai hak restitusi jurnalis dan surat kabar.  

Laporan dari The Times sebelumnya mengatakan meski Saif selama beberapa tahun terakhir berada dalam persembunyian, dia berniat untuk bersaing dalam pemilihan presiden Libya berikutnya.

Selain itu, Saif yang dianggap sebagai pewaris sang ayah disebut belum pernah tampil di depan umum sejak penangkapannya bersamaan dengan kematian Gaddafi 10 tahun silam.  

Menurut laporan tersebut, Saif berkomunikasi dengan diplomat Barat dan diplomat lain untuk membangun kepercayaannya saat kembali ke kehidupan publik. Hal ini meskipun putra Gaddafi itu masih menjadi buronan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).  

Lebih lanjut, laporan The Times juga mengindikasikan bahwa Gaddafi bermaksud mencalonkan diri dalam pemilihan Libya 24 Desember mendatang. Namun, pencalonan itu bergantung pada pengesahan undang-undang pemilihan, yang dapat digunakan lawan untuk mencegahnya mencalonkan diri.  

Said telah menghilang setelah dibebaskan di Zintan pada 2017, namun isu mengenai kondisi apakah dirinya masih hidup atau sudah tiada masih menjadi perdebatan.

Ahmed Qaddafi Al-Dam, pejabat politik Libya yang dikenal sebagai anggota Front Perjuangan Nasional Libya mengatakan bahwa Saif memiliki kebebasan berbicara, menekankan bahwa selama ini sosok itu telah berhubungan dengan banyak pihak dan suku di negara itu.  

Sebelumnya, dalam sebuah artikel pada 2020, The Times mengungkapkan bahwa ada jaringan konspirasi yang bertujuan untuk memungkinkan putra Qaddafi mengendalikan Libya dan bahwa rencana semacam itu membentang sampai ke Rusia.

Sejak diburu oleh UCC sejak Juni 2011, Kamar Banding Pengadilan Kriminal Internasional dengan suara bulat menerima kasus terhadap Saif atas kejahatan terhadap kemanusiaan pada Maret 2020. 

Saif dijatuhi hukuman mati oleh regu tembak pada 2015 setelah dihukum karena kejahatan perang. Termasuk dalam kejahatan ini adalah pembantaian demonstran selama pemerintahan Qaddafi, menyusul persidangan yang melibatkan sekitar 30 lencana rezim sang ayah. 

 

Sumber: libyanexpress

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement