Kamis 30 Sep 2021 10:36 WIB

AS Ingin Pakai Pangkalan Militer Rusia di Afghanistan

AS berniat melakukan operasi kontra-terorisme di Afghanistan

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
File foto 1 September 2021 ini, Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley berbicara selama pengarahan di Pentagon di Washington tentang akhir perang di Afghanistan.
Foto: AP/Susan Walsh
File foto 1 September 2021 ini, Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley berbicara selama pengarahan di Pentagon di Washington tentang akhir perang di Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) dilaporkan sedang membicarakan tentang penggunaan pangkalan militer Rusia untuk melakukan operasi kontra-terorisme di Afghanistan. Dalam sebuah pembicaraan, pejabat tinggi Departemen Keamanan berrsama senator negara membahas kemungkinan ini pada Rabu (29/9). 

Menurut laporan, operasi kontra-terorisme yang hnedka dilakukan AS dinamakan sebagai ‘over the horizon’ (di atas cakrawala) yang akan memungkinkan Washington untuk lebih mudah untuk mengawasi dan menyerang sasaran di Afghanistan. Situs-situs tersebut dapat mencakup pangkalan yang dikelola oleh Rusia. 

Baca Juga

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Kepala Staf Gabungan Mark Milley mengungkapkan tentang diskusi, yang berlangsung dengan pemerintah Tajikistan, Uzbekistan, Kirgistan, dan lainnya. Kenneth McKenzie, Komandan Komando Pusat AS (CENTCOM), merinci jenis pesawat militer dan titik peluncuran yang dapat digunakan untuk melancarkan serangan terhadap sasaran di Afghanistan yang dikuasai Taliban.

Pada 31 Agustus, AS menyelesaikan penarikan pasukan dari Afghanistan, di mana langkah ini didasarkan dari perjanjian yang ditandatangani dengan Taliban pada tahun lalu di Ibu Kota Doha, Qatar. Sebelumnya, selama kesaksian publik, Milley menekankan bahwa dia telah memperingatkan Presiden AS Joe Biden bahwa penarikan terburu-buru dari Afghanistan dapat meningkatkan risiko senjata nuklir Pakistan dan keamanan negara.

"Kami memperkirakan penarikan yang dipercepat akan meningkatkan risiko ketidakstabilan regional, keamanan Pakistan, dan persenjataan nuklirnya,” ujar Milley, dilansir Ani News, Kamis (30/9).

Menurut Milley, AS perlu terlebih dahulu memeriksa sepenuhnya peran perlindungan Pakistan. Ia juga menekankan perlunya menyelidiki bagaimana Taliban bertahan dari tekanan militer AS selama 20 tahun.

Baca juga : Muslimah ini Jadi Kandidat Termuda Dewan Kota Roma

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement