Senin 25 Oct 2021 15:53 WIB

22,8 Juta Warga Afghanistan Hadapi Kerawanan Pangan Akut

Tindakan darurat harus segera diambil guna menyelamatkan Afghanistan dari bencana

Rep: kamran dikarma/ Red: Hiru Muhammad
 Warga Afghanistan yang tinggal di Yunani mengambil bagian dalam demonstrasi menentang Taliban, di Athena, Kamis, 19 Agustus 2021. Seorang pejabat PBB memperingatkan kekurangan pangan yang mengerikan di negara berpenduduk 38 juta orang yang bergantung pada impor ini dan para ahli mengatakan negara itu sangat parah.
Foto: AP/Aggelos Barai
Warga Afghanistan yang tinggal di Yunani mengambil bagian dalam demonstrasi menentang Taliban, di Athena, Kamis, 19 Agustus 2021. Seorang pejabat PBB memperingatkan kekurangan pangan yang mengerikan di negara berpenduduk 38 juta orang yang bergantung pada impor ini dan para ahli mengatakan negara itu sangat parah.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA-- Organisasi World Food Programme (WFP) mengatakan, jutaan warga Afghanistan, termasuk anak-anak, berisiko mati karena kelaparan. WFP menyebut, tindakan darurat harus segera diambil guna menjauhkan Afghanistan dari ambang kehancuran.

Direktur Eksekutif WFP David Beasley mengungkapkan, 22,8 juta orang atau lebih dari separuh populasi Afghanistan, menghadapi kerawanan pangan akut. Dua bulan lalu, angka tersebut masih berkisar 14 juta orang. “Anak-anak akan mati, orang-orang akan kelaparan. Keadaan akan menjadi jauh lebih buruk,” ujar Beasley saat diwawancara Reuters, Senin (25/10).

Beasley sangat mengkhawatirkan situasi tersebut. "Saya tidak tahu bagaimana Anda tidak memiliki jutaan orang, dan terutama anak-anak, sekarat pada tingkat yang kita jalani dengan kurangnya dana serta runtuhnya ekonomi," ucapnya.

Menurut dia, dana yang dialokasikan untuk bantuan pembangunan harus digunakan kembali untuk keperluan kemanusiaan. WFP pun siap menerima dan menyalurkan dana Afghanistan yang dibekukan untuk mengatasi krisis pangan di sana. “Anda harus mencairkan dana ini sehingga orang dapat bertahan hidup,” kata Beasley.

WFP membutuhkan dana hingga 220 juta dolar AS sebulan untuk memberi makan 23 juta warga Afghanistan yang rentan saat musim dingin mendekat. Saat ini WFP memanfaatkan sumber dayanya sendiri untuk membantu menutupi bantuan pangan hingga Desember. Hal itu karena beberapa donor gagal memenuhi janji bantuan mereka.

Saat ini banyak warga Afghanistan yang menjual harta benda mereka untuk membeli makanan. Taliban, selaku penguasa dan pengontrol jalannya pemerintahan, tak mampu menggaji para pegawai negeri sipil. Masyarakat perkotaan Afghanistan menghadapi kerawanan pangan pada tingkat yang mirip dengan daerah pedesaan untuk pertama kalinya. 

 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement