Ahad 07 Nov 2021 19:54 WIB

Turki Buka Lagi 10 Sekolah Khusus Putri di Afghanistan

Pembukaan kembali sekolah putri sebagai hasil perundingan dengan Taliban.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Guru sekolah Afghanistan tiba di sekolah mereka karena kehadiran siswa dan staf berkurang setelah Taliban mengambil alih Mazar-e-Sharif, Afghanistan, 21 Agustus 2021.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Guru sekolah Afghanistan tiba di sekolah mereka karena kehadiran siswa dan staf berkurang setelah Taliban mengambil alih Mazar-e-Sharif, Afghanistan, 21 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Turki telah membuka kembali sepuluh sekolah khusus perempuan di Afghanistan. Pembukaan kembali sekolah tersebut merupakan bagian dari pembicaraan Turki dengan Taliban untuk meningkatkan kesempatan pendidikan bagi perempuan.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengumumkan, sepuluh dari 14 sekolah khusus perempuan yang dijalankan oleh Maarif Foundation telah dibuka kembali. Maarif Foundation adalah sebuah organisasi yang didanai negara Turki, yang bertugas mengelola 80 sekolah di Afghanistan.

 

Cavusoglu mengadakan pembicaraan dengan delegasi Taliban pada bulan lalu. Delegasi itu dipimpin Menteri Luar Negeri sementara Afghanistan Amir Khan Muttaqi. Dalam pertemuan tersebut, Cavusoglu mendorong Taliban untuk membentuk pemerintahan inklusif dan memberikan lebih banyak kesempatan bagi perempuan.

 

"Tentu saja saran kami (kepada Taliban) tidak cukup. Itu sebabnya sepuluh dari 14 sekolah yang dikelola oleh Yayasan Maarif telah dibuka kembali," kata Cavusoglu, dilansir Middle East Monitor, Ahad (7/11).

 

Sebagai bagian dari hubungan yang berkelanjutan, Turki telah memberikan beasiswa kepada seorang gadis Afghanistan yang lulus ujian masuk universitas nasional dengan peringkat teratas di Afghanistan. Gadis Afghanistan itu Selgey Ismail. Cavusoglu mengatakan, Ismail akan menerima beasiswa dan belajar di fakultas kedokteran di Turki.

 

"Selgey Ismail akan belajar di sekolah kedokteran di Turki dengan beasiswa negara Turki. Kami sudah memperoleh paspor dirinya dari Taliban," kata Cavusoglu.

 

Awal pekan ini, organisasi kemanusiaan Turki telah mendistribusikan bantuan makanan kepada lebih dari 1.200 keluarga di Afghanistan. Organisasi tersebut akan mengirim bantuan makanan untuk 4.000 keluarga lainnya pada pekan depan. 

 

Sejauh ini, Turki tetap menjadi satu-satunya negara anggota NATO yang melanjutkan kehadiran diplomatiknya di Afghanistan. Turki telah mengadakan sejumlah pembicaraan dengan kepemimpinan Taliban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement