Rabu 08 Dec 2021 17:19 WIB

Satu Juta Vaksin Covid-19 di Nigeria Kedaluwarsa 

Kehilangan stok vaksin menjadi pukulan bagi Nigeria yang tingkat vaksinasinya rendah.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Petugas berkendara membawa boks berisi vaksin AstraZeneca di Sabon Kuje, di pinggiran Abuja, Nigeria, Senin (6/12). Sebanyak satu juta vaksin Covid-19 di Nigeria diperkirakan telah kedaluwarsa di Nigeria bulan lalu.
Foto: AP Photo/Gbemiga Olamikan
Petugas berkendara membawa boks berisi vaksin AstraZeneca di Sabon Kuje, di pinggiran Abuja, Nigeria, Senin (6/12). Sebanyak satu juta vaksin Covid-19 di Nigeria diperkirakan telah kedaluwarsa di Nigeria bulan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Sebanyak satu juta vaksin Covid-19 di Nigeria diperkirakan telah kedaluwarsa di Nigeria bulan lalu. Ini merupakan salah satu kehilangan dosis vaksin terbesar.

Vaksin yang kadaluwarsa itu dibuat oleh AstraZeneca dan dikirim dari Eropa. Jutaan vaksin tersebut dipasok melalui skema Covax, yang merupakan program berbagi dosis vaksin oleh aliansi vaksin GAVI dan WHO. Sumber yang mengetahui pengiriman vaksin tersebut mengatakan, beberapa dosis vaksin yang tiba sekitar empat hingga enam minggu telah kedaluwarsa dan tidak dapat digunakan tepat waktu, meskipun ada upaya oleh otoritas kesehatan. Sumber tersebut mengatakan, hitungan dosis vaksin yang kedaluwarsa masih berlangsung dan jumlah resminya belum diumumkan.

Baca Juga

“Nigeria melakukan segala upaya. Kami berjuang dengan umur simpan vaksin yang pendek. Sekarang (pasokan) tidak dapat diprediksi dan mereka mengirim terlalu banyak," ujar seorang sumber kepada Reuters

Seorang juru bicara Badan Pengembangan Perawatan Kesehatan Primer Nasional atau badan yang bertanggung jawab untuk vaksinasi di Nigeria mengatakan, jumlah vaksin yang diterima dan digunakan masih dalam penghitungan. Badan tersebut akan menginformasikan temuannya dalam beberapa hari mendatang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa ada vaksin yang telah kedaluwarsa. Tetapi WHO menolak memberikan angka. WHO mengatakan, sekitar 800 ribu dosis vaksin tambahan yang berisiko kedaluwarsa pada Oktober telah digunakan tepat waktu.

"Pemborosan vaksin dapat terjadi dalam program imunisasi apa pun, dan dalam konteks penyebaran Covid-19 yang menjadi fenomena global. Vaksin yang dikirim dengan umur simpan sangat pendek telah menjadi masalah tersendiri," kata WHO.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement