Rabu 19 Jan 2022 07:50 WIB

UEA Minta Amerika Kembali Labeli Militan Houthi sebagai Teroris

AS menghapus Houthi dari daftar organisasi terornya pada Februari tahun lalu

Rep: Alkhaledi kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Houthi
Foto: AP/Hani Mohammed
Houthi

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Uni Emirat Arab (UEA) meminta Amerika Serikat (AS) untuk mengembalikan label pemberontak Houthi Yaman sebagai organisasi teroris. Permintaan ini dilayangkan setelah serangan mematikan di sebuah situs minyak di ibu kota Abu Dhabi.

Dilansir dari The New Arab, Selasa (18/1/2022), Menteri Luar Negeri UEA Abdullah bin Zayed Al-Nahyan meminta Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken untuk mengembalikan sebutan teroris Houthi.

Baca Juga

"Ini berdasarkan tindakan mereka saat ini. Serangan terbaru terhadap sasaran sipil di Abu Dhabi, dan pembajakan kapal berbendera UEA, termasuk dalam kategori itu," katanya.

AS menghapus Houthi dari daftar organisasi terornya pada Februari tahun lalu, beberapa pekan setelah Joe Biden dilantik sebagai presiden. Sementara tiga orang tewas dan enam lainnya cedera setelah serangan pesawat tak berawak yang diduga memicu ledakan di fasilitas penyimpanan minyak di Abu Dhabi.  Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Pemberontak Houthi yang didukung Iran merebut sebuah kapal berbendera UEA di lepas pantai Hodeida, pelabuhan utama Yaman pada 3 Januari, bertepatan dengan peringatan kedua pembunuhan jenderal Iran Qasem Soleimani.  Houthi mengklaim kapal itu membawa peralatan militer. AS telah berjanji untuk meminta pertanggungjawaban Houthi atas serangan hari Senin.

"Komitmen kami terhadap keamanan UEA tidak tergoyahkan dan kami berdiri di samping mitra Emirat kami melawan semua ancaman terhadap wilayah mereka," kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan.

UEA telah menjadi bagian dari koalisi Arab yang mendukung pemerintah Yaman melawan pemberontak Houthi, yang mengambil alih ibu kota pada September 2014.  Serangan udara dan blokade di Yaman oleh koalisi pimpinan Saudi telah menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement