Senin 02 May 2022 13:05 WIB

Pemimpin Taliban Muncul di Hadapan Publik Saat Idul Fitri

Dia muncul dua hari setelah ledakan keras mengguncang masjid di Kabul.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Pemimpin Taliban Mullah Haibatullah Akhunzada. Pemimpin Taliban Muncul di Hadapan Publik Saat Idul Fitri
Foto: Reuters
Pemimpin Taliban Mullah Haibatullah Akhunzada. Pemimpin Taliban Muncul di Hadapan Publik Saat Idul Fitri

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemimpin tertinggi Afghanistan Haibatullah Akhunzada muncul untuk kedua kalinya sejak Taliban berkuasa pada 2016. Di hadapan jamaah sholat Idul Fitri ia mengatakan Taliban memperkuat keamanan dan meraih kebebasan.

Pernyataan Akhunzada disampaikan dua hari setelah ledakan keras mengguncang masjid di Kabul. Peristiwa yang terjadi usai sholat Jumat itu menewaskan 50 orang dalam rangkaian serangan terhadap warga sipil di Afghanistan selama Ramadhan.  

Baca Juga

"Selamat atas kemenangan, kebebasan, dan kesuksesan, selamat atas keamanan dan sistem Islam ini," kata Akhunzada pada ribuan jamaah di Masjid Edgah di selatan Kandahar, pusat kekuasaan Taliban, seperti dikutip Aljazirah, Sabtu (1/5/2020).

Sementara angka pengeboman di seluruh negeri turun sejak Taliban berkuasa pada Agustus lalu. Serangan melonjak lagi di dua pekan terakhir Ramadan, Afghanistan merayakan Idul Fitri pada Sabtu kemarin.

Puluhan warga sipil tewas dalam serangan-serangan sektarian, yang beberapa diantaranya diklaim ISIS. Serangan-serangan itu menyerang muslim Syiah dan Sufi.  

Akhunzada tidak menampakan wajahnya saat memberikan ceramah dari barisan terdepan saf di Kandahar. Pejabat Taliban melarang jurnalis mendekatinya. Dua helikopter terbang di atas masjid selama kegiatan berlangsung.

Pada Oktober lalu ia mengunjungi Masjid Darul Uloom Hakimiah di Kandahar berdasarkan rekaman audio yang diunggah di Taliban. Banyak warga Afghanistan tetap tinggal di rumah sejak serangan-serangan terbaru.

"Situasi rakyat kami sangat menyedihkan, terutama dengan apa yang terjadi di masjid. Banyak orang tua dan muda menjadi syahid, rakyat Afghanistan tidak memiliki apa-apa kecuali kesedihan," kata seorang warga Kabul Ahmad Shah Hashemi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement