Kamis 05 May 2022 08:25 WIB

Rusia Klaim Bunuh 310 Pejuang Nasionalis Ukraina dalam 24 Jam

Rusia klaim berhasil membunuh 310 pejuang Ukraina dan hancurkan 36 unit senjata

Rusia mengklaim berhasil membunuh 310 pejuang Ukraina dan menghancurkan 36 unit senjata serta peralatan militer dalam kurun 24 jam
Foto: AP Photo/Alexei Alexandrov
Rusia mengklaim berhasil membunuh 310 pejuang Ukraina dan menghancurkan 36 unit senjata serta peralatan militer dalam kurun 24 jam

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Rusia mengklaim berhasil membunuh 310 pejuang Ukraina dan menghancurkan 36 unit senjata serta peralatan militer dalam kurun 24 jam, Rabu (4/5/2022). Moskow belum menunjukkan tanda hendak mengendurkan agresinya ke negara tetangganya tersebut.

“Penerbangan taktis dan militer operasional Angkatan Udara Rusia menghantam 77 area konsentrasi tenaga kerja serta peralatan militer (Angkatan Bersenjata Ukraina). Hingga 310 nasionalis dan 36 unit senjata serta peralatan militer lenyap,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov, dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

Dia mengungkapkan, pasukan rudal dan artileri Rusia turut menghantam baterai Ukraina dari beberapa sistem peluncuran roket BM-21. Sebanyak 83 area konsentrasi tenaga dan peralatan militer di posisi menembak.

“Sistem pertahanan udara Rusia menghancurkan enam kendaraan udara tak berawak Ukraina pada siang hari di daerah pemukiman Avdiivka, Severodonetsk, Vesela Hora di Luhansk serta di atas Pulau Zmeiny,” tutur Konashenkov.

Baca juga : Rusia Tuding Tentara Bayaran Israel Bantu Milisi Azov di Ukraina

Pertempuran sengit juga terjadi di pabrik baja Azovstal di Mariupol. Pasukan Rusia telah mengepung kota pelabuhan tersebut selama lebih dari sebulan. Pada 21 April lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa pasukan Rusia sudah memenangkan pertempuran di Mariupol. Karena sudah mengontrol dan menguasai kota tersebut, Putin membatalkan operasi untuk menyerbu pabrik baja Azovstal.

Pabrik baja Azovstal merupakan benteng terakhir pasukan Ukraina di Mariupol. Di pabrik tersebut turut terdapat warga sipil yang berlindung dari serangan Rusia. Pemboman yang kini digencarkan Rusia di Ukraina berlangsung saat Uni Eropa sedang mengkaji untuk memperluas sanksi ekonomi terhadap Moskow.

Perhimpunan Benua Biru sedang menimbang opsi untuk menyetop impor komoditas energi dari Rusia. Sejumlah negara anggota Uni Eropa menentang gagasan tersebut.

Baca juga : AS Kerahkan Intelijen untuk Bantu Ukraina Bunuh Jenderal Rusia di Medan Perang

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement