Kamis 26 May 2022 06:29 WIB

Penembak Sekolah Texas Sempat Tulis Rencananya di Facebook

Insiden penembakan ini memicu perdebatan nasional terkait aturan kepemilikan senjata.

Rep: Santi Sopia/ Red: Friska Yolandha
Garis polisi mengelilingi Robb Elementary School di Uvalde, Texas, Rabu, 25 Mei 2022. Keputusasaan berubah menjadi kesedihan yang menyayat hati bagi keluarga siswa sekolah dasar yang terbunuh setelah seorang pria bersenjata berusia 18 tahun membarikade dirinya di kelas Texas mereka dan mulai menembak, menewaskan sedikitnya 19 siswa kelas empat dan dua guru mereka.
Foto: AP Photo/Jae C. Hong
Garis polisi mengelilingi Robb Elementary School di Uvalde, Texas, Rabu, 25 Mei 2022. Keputusasaan berubah menjadi kesedihan yang menyayat hati bagi keluarga siswa sekolah dasar yang terbunuh setelah seorang pria bersenjata berusia 18 tahun membarikade dirinya di kelas Texas mereka dan mulai menembak, menewaskan sedikitnya 19 siswa kelas empat dan dua guru mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, UVALDE -- Remaja bernama Salvador Ramos (18 tahun) yang melakukan insiden penembakan di sekolah dasar di Uvalde, Texas, rupanya sempat menuliskan rencana aksinya di media sosial Facebook. Berbicara pada konferensi pers, Rabu (25/52022), Gubernur Texas Greg Abbott mengungkapkan bahwa Ramos pernah menulis apa yang telah dan akan dilakukannya. 

Ramos diketahui telah menulis di pesan pribadi Facebook, 30 menit sebelum melakukan insiden. “Remaja itu menulis bahwa dia telah menembak neneknya dan akan menembak sebuah sekolah dasar,” kata Abbott, seperti dikutip dari laman DW, Kamis (26/5/2022).

Baca Juga

Seorang juru bicara Facebook mengatakan postingan itu adalah pesan teks pribadi satu-ke-satu yang ditemukan setelah tragedi mengerikan itu terjadi. 

Insiden penembakan ini memicu perdebatan nasional terkait aturan kepemilikan senjata. Abbott juga telah dikritik partai oposisi dan disebut tidak melakukan apa-apa.

Presiden AS Joe Biden mengatakan hak konstitusional untuk memiliki senjata "tidak mutlak" dan tidak pernah ada. Biden menyerukan untuk pembatasan baru pada pembelian dan kepemilikan senjata. Hal itu mengacu pada amandemen konstitusi yang memberi hak kepada orang Amerika terkait kepemilikan senjata.

"Amandemen Kedua tidak mutlak. Ketika disahkan, Anda tidak dapat memiliki meriam. Anda tidak dapat memiliki jenis senjata tertentu. Selalu ada batasan,” kata Biden, sehari setelah terjadi insiden.

Undang-undang tersebut, bagian dari Bill of Rights 1791, menyatakan, “milisi yang diatur dengan baik, yang diperlukan untuk keamanan Negara yang bebas, hak rakyat untuk memiliki dan membawa senjata, tidak boleh dilanggar”. Penembakan sekolah ini adalah yang paling mematikan di AS dalam satu dekade.

Itu terjadi hanya beberapa hari sebelum National Rifle Association (NRA), lobi senjata yang kuat di AS. Pertemuan tanunan itu dijadwalkan digelar  di Houston, Texas.

Beberapa Republikan Texas terkemuka, termasuk Gubernur Greg Abbott dan Senator Ted Cruz dan John Cornyn, dijadwalkan untuk berbicara di konferensi tersebut. Pada Kamis ini, Senat akan mengadakan pemungutan suara prosedural untuk memperdebatkan undang-undang tentang memerangi terorisme domestik yang disahkan Dewan Perwakilan Rakyat, dikendalikan Demokrat setelah penembakan massal di Buffalo, New York, pada awal Mei.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement