Senin 30 May 2022 06:52 WIB

Israel Ancam Akhiri Era Kekebalan Iran

Bennett menuduh Iran berulang kali menargetkan kepentingan Israel.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menuduh Iran berulang kali menargetkan kepentingan Israel.
Foto: AP/Abir Sultan/European Pressphoto Agency Poo
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menuduh Iran berulang kali menargetkan kepentingan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - - Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan pada Ahad (29/5/2022) tak akan membiarkan Iran begitu saja menghasut serangan melalui kuasanya. Ancaman itu muncul usai pekan lalu terjadi pembunuhan terhadap seorang kolonel Pengawal Revolusi di Teheran.

"Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, era kekebalan rezim Iran telah berakhir. Mereka yang membiayai teroris, mereka yang mempersenjatai teroris dan mereka yang mengirim teroris akan membayar harga penuh," kata Bennett.

Bennett menuduh Iran berulang kali menargetkan kepentingan Israel. "Selama beberapa dekade, rezim Iran telah mempraktekkan terorisme terhadap Israel dan wilayah melalui proksi, utusan, tetapi kepala teratas, Iran sendiri, telah menikmati kekebalan," kata Bennett.

Hassan Sayad Khodai yang dituduh oleh Israel merencanakan serangan terhadap warganya di seluruh dunia, ditembak mati saat mengemudikan mobilnya oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor. Taktik tersebut menggemakan pembunuhan sebelumnya di Iran yang berfokus pada ilmuwan nuklir dan secara luas disematkan pada Mossad.

 

Kantor berita semi-resmi pemerintah Iran ISNA mengatakan, anggota jaringan dinas intelijen Israel telah ditemukan dan ditangkap oleh Pengawal Revolusi segera setelah penembakan di Teheran.

Iran telah berjanji untuk membalas kematian Khodai. Teheran menuding Tel Aviv yang mendalangi serangan tersebut.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement