Selasa 28 Jun 2022 01:15 WIB

Azerbaijan Dukung Misi OKI Jaga Kepentingan Dunia Muslim

Presiden Azerbaijan dukung misi visi OKI untuk melindungi kepentingan dunia muslim

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev  menjanjikan dukungan penuh terhadap visi dan misi Sekretaris Jenderal (OKI) untuk melindungi serta menjaga kepentingan dunia Muslim
Foto: EPA-EFE/MIKHAIL KLIMENTYEV
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menjanjikan dukungan penuh terhadap visi dan misi Sekretaris Jenderal (OKI) untuk melindungi serta menjaga kepentingan dunia Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU – Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Hissein Brahim Taha di sela-sela perhelatan Islamic Conference of Tourism Ministers ke-11 di Baku, Senin (27/6/2022). Mereka membahas tentang mempromosikan solidaritas Islam dan aksi Islam bersama.

"Presiden (Aliyev) menjanjikan dukungan penuh Azerbaijan terhadap visi dan misi Sekretaris Jenderal (OKI) untuk melindungi serta menjaga kepentingan dunia Muslim," kata OKI dalam sebuah pernyataan, dikutip Anadolu Agency.

Dalam pertemuan tersebut, Taha mengucapkan selamat kepada Aliyev atas keberhasilannya membebaskan wilayah Azerbaijan dari pendudukan Armenia. Taha kemudian menyuarakan dukungan terhadap upaya negara tersebut untuk membangun kembali wilayah yang sudah dibebaskan.

Bulan lalu, para pemimpin Azerbaijan dan Armenia melakukan pertemuan di Brussels, Belgia. Dari pertemuan yang dimediasi Uni Eropa itu, kedua belah pihak sepakat memajukan diskusi tentang perjanjian damai, termasuk tentang wilayah Nagorno-Karabakh yang dipersengketakan.

“Para pemimpin sepakat memajukan diskusi tentang perjanjian damai masa depan yang mengatur hubungan antar-negara antara Armenia dan Azerbaijan,” kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel dalam sebuah pernyataan, 22 Mei lalu.

Menurut Michel, proses diskusi bakal dimulai dalam beberapa pekan mendatang. Sementara dalam waktu dekat, akan ada pertemuan Komisi Perbatasan. Nantinya pertemuan tersebut membahas masalah delimitasi perbatasan dan cara terbaik memastikan situasi stabil.

Armenia dan Azerbaijan telah terlibat perselisihan selama puluhan tahun. Pemicu utamanya adalah Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah yang terletak di dalam Azerbaijan, tapi berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia. Pada 2020 lalu, kedua negara terlibat pertempuran di wilayah tersebut.

Konfrontasi berlangsung selama enam pekan dan memakan korban lebih dari 6.500 jiwa. Rusia menjadi pihak yang berhasil mendorong kedua negara menyepakati gencatan senjata.  Berdasarkan perjanjian, 2.000 tentara penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke wilayah tersebut.

Azerbaijan memperoleh keuntungan teritorial yang signifikan. Hal itu karena Armenia setuju menyerahkan beberapa bagian wilayah di Nagorno-Karabakh ke Azerbaijan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement