Kamis 30 Jun 2022 00:05 WIB

NATO akan Lakukan Perombakan Pertahanan Kolektif Terbesar

NATO melakukan perombakan pertahanan kolektif terbesar sejak akhir Perang Dingin

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan NATO sedang melakukan perombakan pertahanan kolektif terbesar sejak akhir Perang Dingin
Foto: AP Photo/Thibault Camus
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan NATO sedang melakukan perombakan pertahanan kolektif terbesar sejak akhir Perang Dingin

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Sekretaris Jenderal Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Udara (NATO), Jens Stoltenberg, mengatakan, aliansi tersebut menghadapi krisis keamanan paling serius sejak Perang Dunia II. Para pemimpin NATO pada Rabu (29/6/2022) melakukan pertemuan di Madrid untuk mencoba mengubah arah organisasi mereka yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.

 

Invasi Rusia terhadap Ukraina telah menghancurkan perdamaian Eropa. Invasi tersebut mendorong NATO untuk mengerahkan pasukan dan senjata ke Eropa timur dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak Perang Dingin.

"NATO sedang melakukan perombakan pertahanan kolektif terbesar sejak akhir Perang Dingin," ujar Stoltenberg.

Para pemimpin NATO akan mempublikasikan Konsep Strategis baru, termasuk prioritas dan tujuan. Pada 2010, NATO menyebut Rusia sebagai mitra strategis.  Sekarang Rusia akan dinyatakan sebagai ancaman nomor satu.  

Dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) di Madrid, para anggota NATO akan menjabarkan pendekatan terhadap berbagai isu. Mulai dari keamanan siber hingga perubahan iklim, serta jangkauan ekonomi dan militer Cina yang terus berkembang.

 Untuk pertama kalinya, para pemimpin Jepang, Australia, Korea Selatan dan Selandia Baru menghadiri KTT NATO sebagai negara tamu. Hal ini mencerminkan semakin pentingnya kawasan Indo-Pasifik bagi aliansi tersebut.

"Cina bukan musuh NATO, tetapi menimbulkan tantangan terhadap nilai-nilai kami, kepentingan kami, dan keamanan kami," kata Stoltenberg.

NATO telah mengirim bantuan militer dan sipil senilai miliaran dolar ke Ukraina. Dalam pertemuan di Madrid, mereka akan berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melalui tautan video.

Perang telah memicu pengerahan pasukan NATO skala besar di Eropa timur, dan sekutu. NATO akan meningkatkan kekuatan pasukan reaksi cepat hampir delapan kali lipat, dari 40 ribu menjadi 300 ribu pasukan pada tahun depan. Pasukan akan berbasis di negara asal mereka, tetapi didedikasikan untuk negara-negara tertentu di sisi timur NATO. Aliansi tersebut berencana untuk membangun persediaan peralatan dan amunisi di wilayah timur.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyusun rencana untuk meningkatkan kehadiran militer Amerika di Eropa, termasuk lebih banyak pasukan AS di wilayah timur. Amerika Serikat juga akan menempatkan dua kapal perusak tambahan di Rota, Spanyol.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement