Rabu 23 Nov 2022 17:14 WIB

Raja Malaysia Bertemu Anggota Parlemen

Pertemuan raja Malaysia dilakukan untuk mencari tokoh yang mengisi jabatan PM.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Polisi Istana Negara Bersenjata berjaga di Istana Nasional di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu, 23 November 2022. Raja Malaysia gagal mencapai keputusan siapa yang akan dipilih sebagai perdana menteri setelah bertemu dengan para pemimpin dari dua blok saingan, dan dipanggil anggota parlemen dari blok politik yang telah mengulurkan dukungannya.
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Polisi Istana Negara Bersenjata berjaga di Istana Nasional di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu, 23 November 2022. Raja Malaysia gagal mencapai keputusan siapa yang akan dipilih sebagai perdana menteri setelah bertemu dengan para pemimpin dari dua blok saingan, dan dipanggil anggota parlemen dari blok politik yang telah mengulurkan dukungannya.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah bertemu anggota parlemen pada Rabu (23/11/2022). Pertemuan ini dalam pencarian tokoh yang akan mengisi jabatan perdana menteri dengan dukungan mayoritas di parlemen.

Pemimpin oposisi Pakatan Harapan Anwar Ibrahim dengan Aliansi Harapan menduduki puncak pemilihan pekan lalu dengan 82 kursi parlemen. Namun, untuk membentuk pemerintahan baru, diperlukan 112 kursi mengisi parlemen.

Baca Juga

Sedangkan Perikatan Nasional atau Aliansi Nasional dengan pemimpin mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin memenangkan 73 kursi. Suara yang kurang dari dua kubu ini memperbaharui krisis kepemimpinan di Malaysia yang melibatkan tiga perdana menteri sejak 2018.

Raja sehari sebelum pertemuan dengan anggota parlemen telah mengusulkan pemerintah persatuan setelah bertemu dengan kedua pemimpin dari dua blok, tetapi Muhyiddin menolak gagasan itu. Raja kemudian memanggil 30 anggota parlemen dari blok terbesar ketiga, aliansi yang dipimpin oleh Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) ke istana pada Rabu.

Front Nasional UMNO mengatakan tidak akan mendukung kedua pemimpin itu dan tetap menentang. Pada pertemuan Selasa (22/11/2022) malam, para pejabat melaporkan aliansi akan meminta lebih banyak waktu untuk membuat keputusan.

Penentu terbesar dalam suara mayoritas di parlemen adalah Partai Islam Pan-Malaysia (PAS) yang merupakan sekutu garis keras di blok Muhyiddin. Partai ini memperoleh 49 kursi dan mengalami kenaikan dua kali lipat dari yang dimenangkannya pada 2018. Partai pendukung hukum Syariah Islam ini mengatur tiga negara bagian dan sekarang menjadi partai tunggal terbesar.

Saat kontes untuk posisi puncak berlarut-larut, polisi memperketat keamanan karena postingan di media sosial. Dalam unggahan daring memperingatkan masalah rasial jika blok multietnis Anwar menang. Muslim Melayu merupakan dua pertiga dari 33 juta penduduk Malaysia, yang mencakup minoritas etnis China dan India yang besar.

Kepala polisi nasional Acryl Sani Abdullah Sani mengatakan pada Rabu, keamanan telah diperketat di lokasi-lokasi strategis nasional untuk memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat. Polisi sebelumnya telah memperingatkan tindakan tegas terhadap pengguna media sosial yang mengipasi sentimen ras dan agama.

Aliansi reformis Anwar memenangkan pemilu 2018 yang menyebabkan perubahan rezim pertama sejak kemerdekaan Malaysia dari Inggris pada 1957. Namun pemerintah runtuh setelah Muhyiddin membelot dan bergandengan tangan dengan UMNO untuk membentuk pemerintahan baru.

Pemerintahan Muhyiddin dilanda persaingan internal dan dia akhirnya mengundurkan diri setelah 17 bulan. Pemimpin UMNO Ismail Sabri Yaakob kemudian diangkat oleh raja sebagai perdana menteri.

Banyak orang Melayu pedesaan takut akan kehilangan hak istimewa dengan pluralisme yang lebih besar di bawah kepemimpinan Anwar. Namun mereka muak dengan korupsi dan pertikaian di UMNO, banyak yang memilih blok Muhyiddin dalam pemungutan suara pada 18 November. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement