Kamis 24 Nov 2022 17:38 WIB

FPCI Kembali Adakan Festival Diplomasi

Tema yang dipilih sebagai upaya menstimulasi diskusi terkait diplomasi bebas aktif.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) akan kembali menyelenggarakan Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) usai dua tahun rehat akibat pandemi.
Foto: Republika/Dwina Agustin
Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) akan kembali menyelenggarakan Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) usai dua tahun rehat akibat pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) akan kembali menyelenggarakan Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) usai dua tahun rehat akibat pandemi. Tema dari festival diplomasi tahun ini adalah “Navigating A Turbulent Ocean”.

Menurut Pendiri dan Ketua FPCI Dino Patti Djalal, tema yang diusung kali ini dipilih sebagai upaya menstimulasi diskusi mengenai tantangan berat diplomasi bebas aktif Indonesia. Saat ini Indonesia sedang dalam mencari peran dan posisi yang tepat di dunia yang semakin bergolak, semakin terbelah, dan tidak menentu.  

Baca Juga

"Acara ini agar masyarakat ngeh isu global, agar bangsa ini tidak menjadi katak dalam tempurung, tujuannya komunitas yang peduli politik luar negeri bisa berkumpul dan berkenalan dengan peduli masalah internasional," ujar Dino dalam Press Conference CIFP 2022 di Sekretariat FPCI pada Kamis (24/11/2022).

Dino menjelaskan, tema "Navigating A Turbulent Ocean" perluasan dari ungkapan yang pernah disampaikan dalam pidato Mohammad Hatta. Ketika itu wakil presiden Republik Indonesia itu menyatakan, Indonesia seperti mendayung di antara dua karang yang merujuk pada perebutan pengaruh antara Uni Soviet dan Amerika Serikat.

"Saat ini tantangannya sudah seperti kapal berlayar tidak tenang, ini tidak hanya terpecah belah, tetapi membahayakan," ujar Dino.

Selain melakukan rangkaian forum dari berbagai pembicara,CIFP kali ini memiliki sentuhan berbeda. FPCI bersama  Asosiasi Dosen Indonesia, Pemuda Muhammadiyah, Indonesian Diaspora Network Global, Ilmu Hubungan Internasional Indonesia, dan Purna Paskibraka Indonesia DKI Jakarta akan memberikan penghargaan kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi mendapatkan kehormatan dengan dianugerahi Global Leadership Award karena berhasil menjaga keutuhan G20 dan melahirkan komunike dalam konferensi di Bali.  Padahal sebelumnya banyak pihak yang meragukan pertemuan tersebut akan berjalan lancar dan menghasilkan kesepakatan bersama.

Menurut Dino, keberhasilan menjaga kestabilan G20 dalam presidensi Indonesia merupakan catatan sejarah yang tidak biasa karena kondisi global yang tidak stabil. "Apalagi media internasional juga mengakui ini sebagai prestasi dan mendapatkan apresiasi," ujar Dino.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement