Selasa 31 Jan 2023 13:31 WIB

Pengadilan Militer Somalia Vonis Istri Pemimpin ISIS 8 Tahun Penjara

Pengadilan militer di Somalia vonis delapan tahun penjara pada

Pengadilan militer di Somalia pada Senin (30/1/2023) telah menjatuhkan vonis delapan tahun penjara kepada istri pemimpin ISIS, Fartun Abdirashid, yang merupakan istri dari pemimpin ISIS Abdiqadir Mumin
Foto: VOA
Pengadilan militer di Somalia pada Senin (30/1/2023) telah menjatuhkan vonis delapan tahun penjara kepada istri pemimpin ISIS, Fartun Abdirashid, yang merupakan istri dari pemimpin ISIS Abdiqadir Mumin

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Pengadilan militer di Somalia pada Senin (30/1/2023) menjatuhkan vonis delapan tahun penjara kepada istri pemimpin ISIS. Fartun Abdirashid, yang merupakan istri dari pemimpin ISIS Abdiqadir Mumin, terlibat dalam menyampaikan informasi dan mengatur transaksi keuangan untuk kelompok teroris tersebut.

Abdirashid ditahan di Ibu Kota, Mogadishu sejak ditangkap pada Maret 2022. Abdirashid dituduh sering mentransfer uang senilai 100 dolar AS hingga 200 dolar AS kepada anggota kelompok ISIS.

Baca Juga

Kantor kejaksaan umum mengatakan, Abdirashid memiliki hubungan kerja dengan Bilal Al-Sudaani, yang merupakan seorang pejabat senior ISIS. Al-Sudaani terbunuh pada Rabu (25/1/2023) dalam serangan Amerika Serikat di wilayah Bari, utara Somalia.

Mumin, yang merupakan mantan ulama al-Shabab, berjanji setia kepada pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi pada 2015. ISIS memiliki jejak yang lebih kecil di Somalia dibandingkan dengan kelompok teroris al-Shabab yang telah melakukan banyak serangan di negara tersebut. Pasukan Somalia sedang melakukan serangan terhadap al-Shabab, yang paling signifikan dalam lebih dari satu dekade.

Pemerintah AS pada Kamis (26/1/2023) mengumumkan bahwa pasukan operasi khusus telah membunuh seorang pejabat senior ISIS dan 10 operasi teroris lainnya di Somalia utara. Operasi yang dilakukan pada Rabu (25/1/2023) menargetkan Al-Sudaani, yang merupakan fasilitator keuangan utama untuk organisasi teroris global itu.

"Tindakan ini membuat Amerika Serikat dan mitranya lebih aman dan terjamin, dan itu mencerminkan komitmen teguh kami untuk melindungi warga Amerika dari ancaman terorisme di dalam dan luar negeri," kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin dalam sebuah pernyataan.

Presiden Joe Biden pekan lalu mendapatkan pengarahan tentang misi yang diusulkan. Biden memberikan persetujuan akhir untuk melakukan operasi militer mengikuti rekomendasi dari Austin dan Kepala Staf Gabungan, Jenderal Angkatan Darat, Mark Milley.

Al-Sudani berada di radar pejabat intelijen AS selama bertahun-tahun. Austin mengatakan, Al-Sudaani memainkan peran kunci dalam membantu mendanai operasi ISIS di Afrika serta cabang teroris ISIS-K yang beroperasi di Afghanistan.

Departemen Keuangan AS menuding Al-Sudaani telah bekerja sama dengan agen ISIS lainnya, yaitu Abdella Hussein Abadigga, yang telah merekrut pemuda di Afrika Selatan dan mengirim mereka ke kamp pelatihan senjata. Abadigga, yang menguasai dua masjid di Afrika Selatan, menggunakan posisinya untuk memeras uang dari anggota masjid.  

Al-Sudaani menganggap Abadigga sebagai pendukung tepercaya yang dapat membantu pendukung ISIS di Afrika Selatan menjadi lebih terorganisir dan merekrut anggota baru. Pada 2012, Departemen Keuangan AS menuding Al-Sudaani membantu kelompok al-Shabab, yaitu organisasi teroris lain yang beroperasi di Somalia.

Al-Sudaani membantu pejuang asing melakukan perjalanan ke kamp pelatihan al-Shabab dan memfasilitasi pembiayaan untuk ekstremis kekerasan di Somalia. Al-Shabab memiliki jejak yang jauh lebih besar di Somalia daripada ISIS.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement