Selasa 07 Feb 2023 05:55 WIB

Wapres: Tantangan Maritim Indonesia Adalah Sengketa Laut China Selatan

Sengketa Laut China Selatan juga terus membayangi kedaulatan dan keamanan Indonesia

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Adanya sengketa Laut China Selatan juga terus membayangi kedaulatan dan keamanan perairan Indonesia.
Foto: EPA-EFE/MC2 Samantha Jetzer
Adanya sengketa Laut China Selatan juga terus membayangi kedaulatan dan keamanan perairan Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan tantangan Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia. Ma'ruf mengatakan, untuk mewujudkan visi tersebut, dibutuhkan butuh kerja sama regional maupun internasional

"Namun tantangan yang kita hadapi tidak ringan. Perang antara Rusia dan Ukrania masih berlangsung yang mempengaruhi stabilitas perekonomian internasional dan regional, terutama aliran sumber energi dan pangan ke berbagai negara," ujar Ma'ruf saat memberikan kuliah umum Akademi Angkatan Laut (AAL) di Bumi Morokrembangan, Krembangan, Surabaya, Jawa Timur, Senin (06/02/2023).

Ma'ruf melanjutkan, adanya sengketa Laut China Selatan juga terus membayangi kedaulatan dan keamanan perairan Indonesia.

Di lain pihak, lanjut Ma'ruf, Indonesia dihadapkan dengan tantangan untuk mewujudkan tata kelola kemaritiman secara inklusif dan berkelanjutan. Sebab, potensi laut sangat esensial bagi bangsa baik sumber kehidupan, penyediaan pangan, mengatur iklim dan menghasilkan oksigen hingga fondasi bagi perekonomian negara.

Karena itu, Ma'ruf menilai pentingnya tujuh Pilar Kebijakan Kelautan Indonesia mencakup pilar pertahanan dan keamanan kelautan dalam rangka memperkuat agenda kemaritiman. Ma'ruf pun meminta Akademi Angkatan Laut (AAL) mencetak Prajurit TNI AL yang cakap, tanggap, tanggon dan trengginas serta berdaya saing.

Ma'ruf juga menekankan pentingnya penguatan peningkatan wawasan dan pengetahuan baik terkait isu-isu nasional maupun global, khususnya yang menyangkut isu kemaritiman secara konsisten.

"Dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis, dan ini mesti disikapi secara reseptif namun tetap bijak," ujar Wapres.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement