Kamis 09 Feb 2023 09:12 WIB

Inggris Berjanji Latih Pilot Pesawat Tempur Ukraina

Sejauh ini Barat tidak mengirimkan pesawat atau senjata yang dapat menjangkau Rusia

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
 Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara pada konferensi media setelah KTT UE-Ukraina di Kyiv, Ukraina, Jumat (3/2/2023).
Foto: AP Photo/Efrem Lukatsky
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara pada konferensi media setelah KTT UE-Ukraina di Kyiv, Ukraina, Jumat (3/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengunjungi dua ibu kota negara Eropa. Ia mencari senjata udara untuk mengubah arah perang melawan Rusia. Zelenskyy mendapat janji dari Inggris untuk melatih pilot Ukraina menerbangkan pesawat jet tempur canggih Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Dalam kunjungan kedua keluar negeri sejak invasi Rusia satu tahun yang lalu. Zelenskyy bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Raja Charles di London sebelum terbang ke Prancis.

Baca Juga

Di Paris, ia bertemu Presiden Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Keduanya berjanji melanjutkan dukungan pada Ukraina sebelum membahas kebutuhan Kiev di masa perang.

"Waktu kami sedikit, sekarang saya berbicara mengenai senjata yang dibutuhkan untuk perdamaian dan menghentikan perang yang dimulai Rusia," kata Zelenskyy, Rabu (9/2/2023).

"Prancis dan Jerman memiliki potensi mengubah arah perang dan itu yang saya lihat dalam pembicaraan hari ini, lebih cepat kami mendapatkan senjata jarak jauh dan pilot kami mendapat pesawat modern, lebih cepat agresi Rusia berakhir," tambahnya.

Dalam pidatonya di hadapan parlemen Inggris, Zelenskyy menekankan kembali permintaannya untuk pesawat tempur yang ia sebut "sayap untuk kebebasan." Sejauh ini negara-negara Barat tidak mengirimkan pesawat atau senjata yang dapat menjangkau wilayah Rusia.

Dalam konferensi pers bersama Zelenskyy, Sunak mengatakan "tidak ada yang tidak masuk meja negosiasi" ketika berbicara mengenai pasokan jet ke Ukraina untuk melawan Rusia.

"Langkah pertama dalam menyedikan pesawat canggih adalah memiliki pasukan atau penerbang yang dapat menggunakannya, proses ini membutuhkan waktu, kami mulai prosesnya hari ini," kata Sunak.

Kantor berita Rusia, Tass melaporkan Kedutaan Besar Rusia di Inggris memperingatkan London untuk tidak mengirimkan pesawat tempur ke Ukraina. Mereka mengatakan langkah itu dapat menimbulkan konsekuensi bagi seluruh dunia.

Britania Raya mengumumkan rencana memperluas program pelatihan militer Ukraina. Sebagai upaya untuk memastikan para pilot negara itu dapat menerbangkan pesawat canggih sesuai standar NATO.

Tidak disebutkan kerangka waktunya dan tidak ada komitmen untuk mengirimkan pesawat Inggris ke Ukraina. Tapi perubahan sinyal ini dapat membuka jalan negara-negara lain untuk mengirimkan pesawat ke Ukraina.

Tur Zelenskyy ke Eropa termasuk menghadiri pertemuan Uni Eropa di Brussels pada Kamis (9/2/2023). Pada Desember lalu ia datang ke Washington dalam kunjungan luar negeri pertamanya sejak invasi.

Inggris juga mengumumkan nama-nama tambahan yang masuk dalam sanksi Rusia. London juga menyampaikan rencana mengirimkan lebih banyak peralatan militer ke Kiev termasuk senjata jarak jauh. Setelah Zelenskyy mengakhiri pidatonya di London, suara sirine serangan udara terdengar di Kiev.

Sebelum terbang ke Paris, Scholz memberitahu parlemen Jerman, ia mengharapkan dukungan kuat untuk Ukraina dalam pertemuan Uni Eropa pekan ini. Dalam kesempatan itu ia juga mengharapkan sanksi baru pada Rusia di peringatan satu tahun invasinya ke Ukraina.

Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan, sekutu-sekutu Barat dapat mengirimkan batalion pertama sekitar 31 tank Leopard 2 ke Ukraina pada bulan-bulan awal tahun ini. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement