NEW YORK--Pembatalan puluhan ribu penerbangan hampir seluruh daratan Eropa dan sebagian wilayah Amerika Serikat (AS), menyebabkan penumpang menumpuk di bandara. Bagi penumpang yang tak sanggup tinggal di hotel, mereka terpaksa tidur dan mandi di bandara.
Meskipun mereka harus antri bahkan hingga berhari-hari untuk berkesempatan membersihkan badan di bandara yang disesaki calon penumpang. Selama empat hari tinggal di bandara, Dominika Zschiesche membersihkan tubuhnya dengan lap tangan dan menggunakan kamar mandi umum untuk mencukur kakinya dan mencuci rambutnya.
Akhirnya di hari kelima ia dapat membersihkan tubuh dengan mandi dengan benar. "Itu adalah mandi terbaik yang pernah saya rasakan," kata mahasiswa jurusan seni asal Frankfurt itu.
Ratusan penumpang terdampar di Bandara Internasional John F. Kennedy di New York menunggu awan abu vulkanik Eropa mereda dan penerbangan dapat dilanjutkan. Mereka terpaksa memanfaatkan ruang tunggu yang padat dan pengap.
Sebuah keluarga Belgia duduk di lantai terminal mengelilingi sebuah meja yang diusun dari kotak kardus. Mereka telah menggunakan baju sebagai selimut atau tas sebagai bantal untuk tidur, menyikat gigi dan rambut di kamar mandi umum, serta menonton TV bersama-sama.
"Waktu berjalan dengan lambat, dan kami tidak bisa tidur karena lampu menyala 24 jam" kata Laurence De Loosa, yang berusaha pulang ke Belgia dari liburan di New York. Penatiannya untuk pulang masih cukup lama karena ia baru dapat giliran terbang pada akhir pekan ini.
Abu vulkanik dari letusan gunung berapi Eyjafallajoekull di Islandia mengacaukan penerbangan menuju Eropa serta di dalam wilayah Eropa sejak pekan lalu. Akibatnya sebanyak 63 ribu penerbangan dibatalkan, meskipun otoritas yang berwenang di Eropa mengatakan penerbangan kemungkinan akan normal pada Kamis pekan ini.