Ahad 13 Jun 2010 03:00 WIB

Bentrokan Berdarah di Kirgistan, 51 Jiwa Lebih Melayang

Rep: c21/AP/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Bentrok di Kirgistan
Bentrok di Kirgistan

REPUBLIKA.CO.ID, OSH, KIRGISTAN- Polisi dan tentara terus berupaya menghentikan bentrokan etnis di kota kedua terbesar Kyrgyzstan, Osh, Sabtu (12/6). Hingga kini kerusuhan yang terjadi antara pemuda Kirgis dan penduduk suku Uzbekistan, telah merenggut lebih dari 50 jiwa. Kebakaran hampir terjadi di seluruh kota.

Menurut pihak dari Departemen Kesehatan, jumlah resmi korban kini telah mecapai 51 orang. Sementara itu, sekitar 700 orang lainnya terluka akibat kejadian ini.

Namun menurut sejumlah dokter dan relawan yang bertugas, kemungkinan angka ini jauh lebih rendah dari jumlah korban sebenarnya. Pasalnya, kebanyakan etnis Uzbek yang terluka tak mau dan takut dirawat di rumah sakit yang ada di Kirgistan.

Akibat kejadian ini, ribuan etnis Uzbek melarikan diri ke perbatasan Negara Uzbekistan. Pemerintah pun mengumumkan keadaan darurat militer dan mengirimkan sejumlah tentara dengan kendaraan lapis baja dan helikopter untuk menenangkan situasi.

Kekerasan yang terjadi Jumat (11/6) ini merupakan kerusuhan terbesar kedua terburuk sejak mantan Presiden Kurmanbek Bakiyev digulingkan dalam bentrokan berdarah April 2010 lalu dan melarikan diri ke luar negeri. Menurut anggota Koalisi untuk Demokrasi Masyarakat Sipil, Bakyt Omorkulov situasi di Osh sangat mencekam. “ Pria muda dengan topeng merampok dan mencuri toko-toko, kantor dan rumah yang ada lalu kemudia membakaranya,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement