REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL--Para pekerja sipil Korea Selatan (Korsel) di Afghanistan diserang roket-roket tetapi tidak ada yang cedera, kata kementerian luar negeri, Kamis. Serangan itu dilancarkan Kamis pagi dekat satu lokasi konstruksi di provinsi Parwan, tempat tim rekonstruksi Korea Selatan (Korsel) di provinsi itu berpangkalan, kata seorang juru bicara kepada AFP.
Dua roket ditembakkan ke arah lokasi itu, sementara para petugas keamanan membalas dengan dua tembakan roket, katanya dan menambahkan tidak diketahui siapa yang melancarkan serangan itu. Tim Korsel, yang kini berjumlah 49 warga sipil dan delapan personil polisi berencana meresmikan dimulainya misi bantuannya Kamis.
Tahun ini jumlah pekerja meningkat termasuk sekitar 100 pekerja rekonstruksi dan 40 personil polisi yang akan melatih rekan-rekan mereka dari Afghanistan. Kementerian pertahanan menolak menyebut jumlah itu.
Para pekerja Korsel itu akan membantu memperkuat kemampuan pemerintah provinsi itu dan memberikan pelayanan medis serta pelatihan ketrampilan dan pelatihan polisi.
Satu kontingen militer Korsel akan melindungi mereka. Satu tim pendahuluan sekitar 90 tentara telah ditempatkan di Parwan sejak pertengahan Juni dan sekitar 240 tentara lain menurut rencana akan bergabung dengan mereka bulan ini dan akhir Agustus. Seorang yang mengaku juru bicara Taliban Oktober lalu memperingatkan bahwa para warga Korsel "harus siap menghadapi konsekuensi-konsekuensi" jika mereka mengirim satu kontingen militer, menuduh Seoul melanggar janji tidak mengirim kembali pasukan ke Afghanistan.
Korsel, sekutu dekat Amerika Serikat mengirim 210 personil pasukan medis dan teknik ke Afghanistan tahun 2002. Kontingen itu ditarik akhir tahun 2007 setelah gerilyawan Taliban menculik 23 relawan gereja Korsel dan membunuh dua orang di antara mereka. Seoul mengatakan penarikan itu telah direncanakan dan bukan bagian dari perjanjian dengan para penculik.