REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA--Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Iran berhak menggunakan energi nuklir untuk keperluan damai, dan mengecam bungkamnya Barat terhadap persenjataan nuklir milik Israel. Dalam konferensi pers bersama setelah bertemu dengan Perdana Menteri Inggris, David Cameron, di Ankara, Selasa waktu setempat, Erdogan juga menggarisbawahi komitmen Turki kepada Deklarasi Teheran.
Seperti dilaporkan IRNA, dia melanjutkan, masalah kebijakan nuklir Iran perlu diselesaikan melalui cara-cara diplomatik. Dan mengenai Deklarasi Teheran, Turki bersuara negatif pada resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) yang mengenakan sanksi baru kepada Iran.
Erdogan, sosok pengecam Zionis dalam memblokade Jalur Gaza, mengatakan penduduk Gaza berada di bawah tekanan terus-menerus Israel serta serangan-serangan, bagaikan hidup dalam penjara. Perdana menteri Turki menyebut serangan Israel terhadap armada internasional di perairan internasional, yang membawa bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza, seperti perompak.
Dia menambahkan, tindakan itu mengherankan karena orang seluruh dunia bereaksi terhadap perompakan di Somalia, namun mereka bungkam mengenai tindakan Israel. Erdogan menegaskan lagi bahwa negara Yahudi itu harus minta maaf atas tindakannya dan memberi kompensasi atas kerugian, serta mengakhiri blokade terhadap Gaza.
Dia juga menyatakan negaranya menentang keberadaan persenjataan nuklir di kawasan Timur Tengah. Perdana menteri Inggris tiba di Ankara, Senin, dan dalam pertemuannya dengan timpalannya dari Turki, dibahas berbagai masalah bilateral, perkembangan dunia dan kawasan. Mereka juga membahas program nuklir Iran, dan proses keanggotaan Turki di Uni Eropa, selain perkembangan Siprus.