REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW--Reaktor nuklir Busher milik Iran segera mendapatkan pasokan bahan baku uranium dari Rusia. Meski mendapatkan tentangan dari Amerika Serikat, Rusia akan tetap mengirim bahan baku reaktor itu pekan depan.
Reaktor nuklir pertama Iran itu akan mendapatkan pasokan uranium pada 21 Agustus 2010. Setelah uranium tiba, reaktor nuklir itu akan mulai dinyalakan yang diperkirakan bakal memakan waktu sebulan. Proses itu akan terus berlangsung hingga reaktor itu mampu memasok aliran listrik bagi kota-kota di Iran.
''Sejak saat itu reaktor Bushehr akan secara resmi dianggap sebagai instalasi energi nuklir,'' kata Sergei Novikov, juru bicara untuk badan nuklir Rusia, kepada The Associated Press.
Rusia menandatangani kontrak senilai 1 miliar dolar AS untuk membangun pabrik Bushehr pada tahun 1995. Atas tekanan Amerika dan sekutunya, semula Rusia menunda operasional reaktor itu. Namun kemudian, Rusia melanjutkannya.
Pejabat Rusia berdalih sanksi PBB terhadap Iran, tidak secara langsung berkaitan dengan proyek Bushehr yang dikerjakan Moskow. Ia berpendapat, proyek Bushehr sangat penting untuk membujuk Iran untuk bersedia bekerja sama dengan badan pengawas nuklir PBB dan memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian nonproliferasi nuklir internasional.
Pejabat Rusia tidak mengatakan alasan mereka memutuskan untuk melangkah maju dengan beban bahan bakar ke reaktor Bushehr sekarang. Bahan bakar uranium yang digunakan oleh pabrik Bushehr belum diperkaya ke tingkat yang tinggi sehingga mampu menciptakan bom nuklir.
Iran telah memproduksi uranium yang diperkaya ke tingkat 3,5 persen dan telah memulai program untuk memperkaya uranium sampai 20 persen. Iran mengklaim kebutuhan uranium diperkaya 20 persen untuk menghasilkan bahan bakar untuk reaktor penelitian medis.