REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING--Korea Utara akan menanggapi setiap serangan terhadap negeri itu dengan "perang suci" nuklir, kata duta besar Pyongyang untuk Kuba, demikian laporan media China, saat pemimpin Korea Utara Kim John-Il diduga mengunjungi China. Duta Besar Kwon Sung-chol mengeluarkan pernyataan itu, Jumat, dalam acara yang memperingati 50 tahun hubungan diplomatik antara Korea Utara dan Kuba, hari yang sama saat Pyongyang menyatakan Korea Utara terbuka untuk kembali ke perundingan perlucutan senjata nuklir.
"Jika Washington dan Seoul berusaha menciptakan konflik di semenanjung Korea, kami akan menanggapi dengan perang suci dengan dasar kekuatan penangkal nuklir kami," kata Kwon, sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi China, Xinhua, Sabtu, dalam berita dari Havana."Pemerintah kami akan berjuang bagi penghapusan nuklir di semenanjung Korea dan terwujudnya perdamaian yang langgeng sebagai awal dari proses penyatuan kembali kedua Korea," kata Kwon.
Washington dan Seoul telah menyatakan Pyongyang harus meninggalkan atau mengakhiri pengembangan senjata nuklirnya, tapi belum mengancam akan menyerang Korea Utara, yang miskin dan terkucil. Orang nomor dua di Korea Utara, Kim Yong-nam, mengatakan kepada mantan presiden AS Jimmy Carter --yang sedang berkunjung-- negara tersebut ingin melanjutkan pembicaraan perlucutan senjata nuklir enam-pihak, demikian laporan kantor berita Korea Utara, Jumat.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Il, diduga mengunjungi China dalam perjalanan yang diselimuti rahasia dan dikatakan banyak pengulas tampaknya dimaksudkan untuk mendapatkan dukungan Beijing bagi rencana penggantiannya.