Jumat 17 Sep 2010 07:21 WIB

Korsel: Korut Usul Perundingan Bahas Konflik

REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL--Korea Utara telah mengusulkan untuk melakukan perundingan militer dengan Korea Selatan guna membahas mengenai sejumlah konflik yang melibatkan kedua negara, menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan, Kamis. Hal itu dinilai sebagai salah satu upaya tawaran perdamaian dari Pyongyang.

Korea Utara menyampaikan usulan terkait perundingan itu dalam sebuah komunikasi, Rabu, melalui jalur militer di perbatasan gencatan senjata, Desa Panmunjom, kata juru bicara kementerian kepada AFP. "Badan pemerintah terkait sekarang membahas mengenai bagaimana menjawab usulan itu," katanya.

Perundingan militer terakhir dilakukan oleh kedua negara pada Oktober 2008. Korea Utara ingin membahas mengenai perbatasan Laut Kuning yang masih diperselisihkan dan selebaran propaganda anti-Pyongyang yang dimasukan ke Korea Utara oleh aktivis Korea Selatan, katanya.

Kantor Berita Yonhap mengutip sumber dari pemerintah yang mengatakan bahwa Korea Selatan belum tentu menerima usulan itu. Perbatasan laut bagian barat diputuskan secara unilateral oleh pasukan PBB pada akhir perang 1950-1953 namun Korea Utara bersikeras batas itu seharusnya jauh masuk ke selatan.

Tempat itu merupakan lokasi bentrokan laut berdarah pada 1999, 2002 dan November lalu. Sementara itu pada Maret lalu sebuah kapal perang Korea Selatan tenggelam tidak jauh dari perbatasan itu dan mengakibatkan 46 pelaut tewas, yang menurut Korea Selatan dan AS adalah diakibatkan oleh serangan torpedo Korea Utara.

Korea Selatan mengatakan bahwa perbatasan laut itu telah ada lebih dari separuh abad lalu. Seoul juga mengatakan bahwa tidak ada kekuatan hukum yang dapat menghentikan para aktivis melepaskan balon-balon berisi ribuan selebaran ke Korea Utara. Hubungan lintas batas kedua negara memburuk setelah Korea Selatan dan AS meyakini temuan tim pencari fakta multinasional, yang menuduh Korea Utara menyerang kapal perang Korea Selatan tersebut. Korea Utara menyangkal keterlibatannya.

Namun bulan ini Korea Utara telah memulangkan para kru kapal Korea Selatan yang ditahan di Korea Utara, menawarkan melakukan sebuah putaran baru bagi reuni keluarga-keluarga yang terpisah oleh pembagian semenanjung itu dan menerima bantuan banjir dari Seoul. Militer Korea Utara pada Kamis kemudian melakukan perundingan terpisah di Desa Panmunjon dengan Komando PBB pimpinan AS mengenai insiden tenggelamnya kapal perang Korea Selatan itu.

Pada pertemuan sebelumnya dengan Komando PBB, Korea Utara meminta hak untuk mengirimkan tim tingkat tinggi ke Korea Selatan guna memeriksa bukti-bukti dari isiden tenggelamnya kapal itu, termasuk apa yang disebut Seoul dan para penyelidik lain sebagai bagian atau sisa-sisa dari torpedo Korea Utara.

Korea Selatan telah menolak permintaan itu. Komando PBB dipimpin oleh seorang jenderal yang bertanggung jawab pada 28.500 prajurit AS yang ditempatkan di Korea Selatan untuk menghalangi Korea Utara.

sumber : ant//AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement