REPUBLIKA.CO.ID,Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, memperingatkan bahwa Timur Tengah sedang meluncur menuju instabilitas dahsyat.
Berbicara pada pertemuan puncak keamanan internasional di Munich, Jerman, Clinton mengakui bahwa masalah-masalah ekonomi dan ketidakpuasan terhadap rezim-rezim otokrat mengancam stabilitas global.
"Timur Tengah sedang menghadapi badai kerusuhan besar," katanya mengacu pada situasi terkini di Mesir dan Tunisia.
Menyinggung demonstrasi di Mesir, Tunisia dan Yaman, pejabat AS ini mengatakan bahwa tingginya tingkat pengangguran, menipisnya sumber minyak dan cadangan air, serta mendidihnya ketidakpuasan terhadap rezim-rezim otokratis dapat mengancam stabilitas global.
Ia lebih lanjut mengatakan bahwa masa transisi menuju demokrasi dapat menjadi kacau, namun pada akhirnya "orang-orang yang bebas dapat mengatur diri lebih baik."
Clinton mendesak Eropa untuk kembali mendukung Amerika Serikat dalam memperluas reformasi seraya mengatakan bahwa langkah-langkah tambahan yang tidak menawarkan kebebasan penuh, hanya akan mengembangkan ketidakpuasan.
Dia juga mengharapkan dukungan internasional terhadap reformasi yang diusulkan oleh para pemimpin Mesir yang tengah didemo rakyat sehingga kelompok-kelompok ekstrim tidak membajak transisi politik di negara itu.