Rabu 15 Dec 2010 02:02 WIB

PBB: Opium "Subur" di Asia Tenggara

Pohon Opium
Pohon Opium

REPUBLIKA.CO.ID, WINA--Penanaman tumbuhan opium di Asia Tenggara telah melonjak 22 persen pada 2010, sehingga memperburuk kawasan itu dengan peningkatan produksi opium dalam beberapa tahun terakhir, kata badan  PBB pada Senin. Luas tanah yang digunakan untuk perkebunan opium meningkat di tiga wilayah produsen utama, yaitu Myanmar, Laos, dan Thailand. Di Laos saja dilaporkan melonjak 58 persen, menurut laporan tahunan Kantor Urusan Narkoba dan Kriminalitas PBB.

Hal tersebut menandakan peningkatan budidaya opium selama empat tahun berturut-turut, tetapi jumlah tersebut masih di bawah dibandingkan puncaknya pada 1990-an, demikian laporan tersebut.

"Sebagai tambahan, dan meski fakta bahwa pemerintah dari negara-negara tersebut telah meningkatkan upaya pemberantasan, kami memperkirakan potensi produksi opium pada 2010 telah meningkat sekitar 75 persen dibanding 2009," kata direktur badan tersebut, Yuri Fedotov.

"Ini terjadi akibat dari dua faktor yang berkaitan: wilayah cocok tanam yang lebih luas dan hasil yang lebih tinggi," katanya.

Nilai dari produksi opium kawasan meningkat dari 119 juta dolar AS menjadi 219 juta dolar AS, karena harga meningkat, menurut laporan tersebut.

"Kemiskinan dan ketidak-stabilan merupakan alasan yang mendorong petani untuk menumbuhkan -- atau kembali menumbuhkan -- tanaman terlarang itu," kata Fedetov.

sumber : Ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement