Rabu 02 Feb 2011 11:11 WIB

Malaysia akan Evakuasi Mahasiswanya dari Mesir

REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR--Pemerintah Malaysia akan mengevakuasi seluruh mahasiswanya dari Mesir dengan menggunakan transportasi udara dan laut menyusul makin memburuknya situasi di negara tersebut. Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak seperti dikutip Bernama, Rabu, mengatakan keputusan tersebut diambil setelah pihaknya menerima laporan situasi terkini di Mesir dari delegasi Malaysia yang dipimpin oleh Deputi Menlu A Kohilan Pillay serta sekretaris PM bidang politik Datuk Sahlan Ismail.

"Beberapa langkah segera akan diambil untuk membawa pulang mahasiswa kita dari Mesir," katanya. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan meminta Bunga Mas 5, sebuah kapal kontainer yang dikawal oleh kapal AL Kerajaan Malaysia dan tengah berada di Teluk Aden, untuk berlayar menuju Pelabuhan Adabiya, sekitar dua setengah jam perjalanan dari selatan Kairo, dan membawa para mahasiswa Malaysia tersebut keluar dari Mesir.

"Kapal kontainer yang bisa menampung sekitar 500 orang tersebut diperkirakan tiba di Pelabuhan Adabiya pada 5 Februari," kata Najib. Ia mengatakan, telah berdiskusi dengan Menlu Datuk Seri Anifah Aman untuk meminta maskapai Malaysia Airlines dan AirAsia untuk membuka penerbangan khusus ke Kairo untuk mengevakuasi warga Malaysia.

"Mereka (MAS dan AirAsia) akan memberitahu saya besok kemungkinan menggunakan armada mereka untuk misi ini," katanya. Najib mengatakan pemerintah juga akan berusaha membawa beberapa mahasiswa ke Jeddah dan untuk sementara menempatkan mereka di Tabung Haji Centre sampai ada penerbangan yang akan membawa mereka kembali ke Malaysia.

Meski demikian, lanjut dia, ada beberapa hal yang harus diselesaikan terlebih dulu seperti masalah visa bagi para mahasiswa itu. "Oleh karena itu Pemerintah tengah berkomunikasi dengan pemerintah Arab Saudi untuk mengizinkan kami membawa para mahasiswa itu ke Jeddah."

Najib berjanji akan memberi informasi lebih lanjut terkait masalah tersebut kepada para mahasiswa maupun orang tua mereka. Sementara itu, Kohilan mengatakan pesawat milik Angkatan Bersenjata Malaysia (RMAF) juga akan dimanfaatkan untuk mengevakuasi mahasiswa dari Mesir ke beberapa negara tetangga, serta mengangkut bahan makanan bagi warga Malaysia.

Kohilan yang saat ini berada di Mesir untuk memantau situasi mengatakan Malaysia Abbasiyah Hall, State House di Kairo, dan Mara House di Alexandria saat ini menjadi tempat perlindungan paling aman bagi warga Malaysia di Mesir. "Untuk menjamin keamanan dan kebutuhan warga, pemerintah telah meningkatkan pengamanan dan mengirimkan pasokan makanan serta kebutuhan lain," katanya.

Kohilan dan Sahlan sebelumnya sudah bertemu dengan pejabat di State House serta perwakilan mahasiswa Malaysia dan memastikan bahwa mereka dalam keadaan baik. Beberapa pejabat kedutaan Malaysia juga ditempatkan di Bandara Internasional Kairo untuk membantu warga Malaysia yang telantar.

"Kami mengalami kesulitan untuk mendistribusikan makanan untuk mereka karena jalan-jalan dijaga oleh para demonstran. Oleh karena itu, pejabat kedutaan berada di bandara untuk membantu warga Malaysia mendapatkan makanan dan minuman serta mendapatkan penerbangan keluar," katanya.

Ia mengatakan, hingga Rabu (2/2) 150 warga Malaysia yang terjebak di bandara sejak Sabtu (29/1) sudah mendapat penerbangan pulang ke Malaysia dengan biaya sendiri, melalui Oman, Abu Dhabi dan Amsterdam.

Sahlan juga menganjurkan warga Malaysia untuk menunda perjalanannya ke Mesir karena situasi yang masih belum memungkinkan serta adanya kemacetan di bandara. Ia mengatakan, Pemerintah Malaysia dan kedutaan di Kairo akan terus memberikan informasi kepada warga Malaysia mengenai perkembangan terkini di Mesir.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement