Kamis 11 Jul 2013 11:41 WIB

Cina - AS Bahas Pencurian Data Komputer

Red:
Pertemuan Cina-Amerika Serikat
Pertemuan Cina-Amerika Serikat

WASHINGTON -- Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendesak Cina untuk mengakhiri pencurian 'terang-terangan' melalui hacking jaringan komputer.

Deputi Menteri Luar Negeri Bill Burns dan Menteri Keuangan Jack Lew menjadi tuan rumah delegasi Cina yang dipimpin oleh anggota Dewan Negara Yang Jiechi dan Wakil Perdana Menteri Wang Yang. Biden membuka Dialog Strategis dan Ekonomi AS-China di Washington dengan menekankan tanggung-jawab bersama untuk mendukung ekonomi global.

Ia juga mengemukakan isu peka pencurian hak cipta melalui peretasan jaringan komputer.

Sebuah studi baru-baru ini mengungkapkan, perusahaan-perusahaan Amerika mengalami kerugian ratusan-milyar dolar setiap tahun melalui peretasan terorganisir dan besar-besaran untuk mencuri rahasia perdagangan, pemerintah dan militer Amerika Serikat.

Cina bersikeras, pihaknya juga korban peretasan, dan menuntut penjelasan terkait penyataan whistleblower Edward Snowden bahwa intelijen Amerika telah membobol jaringan internet.

Biden membuka pembicaraan tahunan selama dua hari itu. Kedua negara berjanji akan membina rasa saling percaya sambil menangani berbagai isu seperti keluhan kedua pihak tentang akses pasar.

Ia juga mengemukakan keprihatinan tentang hak asasi manusia, beberapa hari setelah tentara Cina dilaporkan menembaki orang-orang Tibet yang merayakan ulangtahun pemimpin spiritual mereka dalam pengasingan, Dalai Lama.

Anggota Dewan Negara Cina Yang Jiechi, seorang tokoh penting di balik kebijakan luar negeri Cina mengatakan, Beijing siap membahas hak asasi manusia tapi 'atas dasar kesetaraan dan rasa saling menghormati'.

Biden juga mengemukakan soal sengketa wilayah Cina dengan negara-negara tetangga, dan mengatakan, kedua negara 'mendapat manfaat dari kebebasan pelayaran dan kebebasan dalam perdagangan'.

Para pejabat kedua negara berusaha menciptakan suasana gembira, menyuarakan harapan bahwa kedua pihak dapat terus membina kepercayaan menyusul KTT informal bulan lalu antara Presiden Barack Obama dan Presiden Cina Xi Jinping.

ABC/Wires

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement