Sabtu 22 Mar 2014 19:57 WIB

Bandara Adelaide Stop Gunakan Anjing Deteksi Produk Selundupan

Red:
abc news
abc news

REPUBIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Tugas anjing pelacak di Bandara Adelaide mungkin akan berakhir. Pasalnya, mulai pertengahan April mendatang, pihak pengelola Bandara Adelaide akan menghentikan penggunaan jasa anjing pendeteksi keamanan biologi yang ditugaskan mengendus produk pangan selundupan.

Kebijakan ini dikeluarkan menyusul langkah Departemen Pertanian Australia yang akan menerapkan sistem baru yang sepenuhnya terkomputerisasi. Dalam pernyataannya Departemen Pertanian mengatakan sebagai langkah awal dan penyesuaian dengan sistem baru itu, tiga ekor anjing yang selama ini ditugaskan di Bandara Adelaide akan ditarik dari tugas rutin mereka.

Departemen Pertanian mengatakan berdasarkan data yang mereka miliki pemeriksaan penumpang di Bandara Adelaide dengan menggunakan anjing dinilai kurang efisien dibandingkan dengan metode lain. Benda-benda yang mampu dideteksi anjing umumnya hanya meliputi buah segar, daging ham, daging asap, telur dan produk daging dan semua itu sudah dengan mudah  dapat dideteksi oleh sistem X -ray.

"Petugas kami sangat sedih harus berpisah dengan anjing-anjing itu dalam menjalankan tugas di Bandara Adelaide, “ kata Rupert Evans dari CSPU.

Evans mengatakan ada pandangan dikalangan petugas kalau sebenarnya kombinasi antara patrol yang dilakukan oleh anjing dan sistem x-ray merupakan metode terbaik.

"Anjing-anjing merupakan alat pencegah aksi penyelundupan yang sangat terlihat dan menjadi simbol alat pencegah untuk menindak penyelundupan bahan-bahan tersebut. "

Tiga anjing dan pawangnya yang dibebastugaskan nantinya akan dipindahkan atau bisa jadi dipensiunkan.

 

Dalam email yang disampaikan oleh juru bicara Departemen Pertanian mereka menyatakan kalau saat ini tengah mempertimbangkan cara untuk 'terus menyebarkan anjing pelacak di Bandara Adelaide, tetapi di bawah model operasional yang baru dan dengan cara yang lebih bertarget'.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement