Jumat 20 Feb 2015 18:33 WIB
Australia boikot Bali

Mantan Dubes Australia; Boikot Indonesia Hanya 'Ajakan Tolol'

Red:
Boikot
Boikot

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE --  MELBOURNE -- Seruan memboikot Indonesia di media sosial terkait eksekusi mati dua warga Australia masih ramai. Namun, menurut mantan Dubes Australia untuk Indonesia, Philip Flood, ajakan itu sebagai "ajakan tolol". Sebab, menurut dia, tindakan itu tidak akan banyak pengaruhnya kepada pemerintah Indonesia.

Sementara Tony Wheeler, salah seorang pendiri Lonely Planet -- yang menerbitkan buku tujuan wisata yang menjadi rujukan di dunia -- juga sangat skeptis atas ajakan boikot.

Menurut dia, seharusnya orang memang sadar politik, namun "tidak seharusnya mereka tidak datang ke satu tujuan wisata gara-gara hal itu".

"Ada ribuan eksekusi hukuman mati di China dan tak ada yang menyerukan jangan pergi ke China, atau ratusan eksekusi mati di Amerika Serikat namun tidak ada yang bilang jangan pergi ke Amerika," ujarnya baru-baru ini.

Informasinya, rencana eksekusi terpidana mati Bali Nine Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang semakin dekat. Sejumlah pihak di Australia menganjurkan para turis untuk memboikot Bali. Apakah tindakan boikot itu akan mampu menghukum pemerintah Indonesia atau justru membuat kehidupan rakyat Bali menjadi sulit?

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement