Rabu 24 Jun 2015 21:09 WIB

Teroris Sasar Pinggiran Kota Sydney dan Melbourne untuk Perekrutan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Direktur Badan Keamanan Intelejen Australia (ASIO) membeberkan ke publik peta kawasan yang paling disasar teroris dalam melakukan perekrutan. Sydney dan pinggiran Kota Melbourne masuk dalam urutan teratas wilayah sasaran itu.

Direktur Jendral Badan Keamanan Intelejen Australia (ASIO), Duncan Lewis memberikan penjelasan kepada Perdana Menteri Australia, Tony Abbott mengenai perkembangan terakhir situasi keamanan di Irak dan Suriah dalam pertemuan yang berlangsung di markas baru lembaga tersebut di Canberra.
 
ASIO membolehkan media ikut masuk kedalam ruang pertemuan tersebut dan mengambil gambar. Dalam pertemuan itu Lewis menunjukan pada PM Tony Abbott sebuah peta mengkilat dan berwarna milik ASIO yang menunjukan dimana sebagian besar warga Australia yang ikut berperang ke luar negeri berasal.
 
"Peta ini menunjukan kalau Melbourne dan Sydney, merupakan dua kota yang menjadi lokasi keberangkatan para simpatisan teroris  dan mereka berangkat dari alamat rumah," kata Lewis baru-baru ini.

 
"Tidak mengherankan jika Anda melihat ada konsentrasi di beberapa lokasi di Melbourne, dan kemudian juga di bagian barat Kota Sydney," papar Bos ASIO sambil menunjuk ke wilayah dari kota-kota itu di peta yang ditandai.
 
Peta yang dibentangkan di meja dihadapan PM Tony Abbott itu menunjukan pemukiman yang diberi tanda khusus di Kota Sydney meliputi Lidcombe, Greenacre, Punchbowl, Bankstown, Auburn dan Lakemba.
 
Sementara kawasan pemukiman yang diberi sorotan di Melbourne meliputi Craigieburn dan Campbellfield.
 
Juru bicara ASIO belakangan mengkonfirmasikan kalau dokumen peta-peta tersebut sedianya hanya untuk konsumsi pejabat saja, dalam artian pihak ASIO tidak bermaksud untuk menyebarkannya ke publik.
 
Dalam sebuah pemaparan berikutnya, Lewis menjelaskan kepada PM Abbott kalau peta-peta tersebut akan digunakan langsung oleh lembaga intelejen Australia untuk melakukan upaya kontra terorisme.
 
Lewis juga memastikan data terakhir warga Australia yang ikut berperang bersama militan ISIS di Irak dan Suriah.
 
"Jumlahnya masih sekitar 120 orang, dan jumlah pendukung mereka sekitar 160 orang," tegas Lewis.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement