Selasa 18 Jul 2017 20:38 WIB

Apakah Aman Terbang Saat Sedang Hamil?

Rep: Tegan Taylor/ Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, Melakukan perjalanan bisnis, menghadiri pernikahan mungkin bisa dilakukan saat santai sebelum memiliki bayi. Ada banyak alasan mengapa anda perlu melakukan perjalanan udara saat sedang hamil.

Tapi dengan batasan larangan dari pihak maskapai penerbangan bagi penumpang yang sedang hamil, serta adanya informasi simpang siur dari teman maupun keluarga, berapa besar risiko naik pesawat saat sedang mengandung bayi?

Menurut dokter kandungan di Brisbane, Dr Will Milford, meski ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, melakukan perjalanan udara saat hamil hanya memiliki resiko yang kecil.

Mengapa maskapai penerbangan batasi penumpang yang hamil?

Alasannya lebih sebagai upaya mengurangi risiko bagi maskapainya, ketimbang risiko bagi penumpang hamil.

"Naik dengan pesawat terbang tidak berpengaruh pada kehamilan," kata Dr Milford.

"Kecil kemungkinan Anda akan melahirkan, atau pecah ketuban akibat naik pesawat. Hal yang dikhawatirkan oleh maskapai penerbangan adalah melahirkan di atas pesawat, risiko ini jelas meningkat saat anda mendekati waktunya melahirkan."

Jadi apa aturan maskapai penerbangan?

Pembatasan seputar terbang saat hamil bervariasi dari satu maskapai penerbangan ke maskapai penerbangan lainnya. Hal ini juga disesuaikan dengan lamanya waktu penerbangan.

Maskapai Qantas dan Virgin Australia, keduanya mengizinkan perempuan tanpa riwayat komplikasi kehamilan untuk terbang bersama mereka lebih dari empat jam, hingga akhir minggu ke 36 jika hamil tungga, atau akhir minggu ke 32 jika hamil kembar.

Sementara untuk penerbangan kurang dari empat jam, anda dapat melakukan perjalanan sampai akhir minggu ke-40 dalam kondisi kehamilan tunggal dan minggu ke 36 untuk kehamilan ganda.

Tetapi kedua maskapai tersebut meminta mereka yang kehamilannya mencapai 28 minggu untuk membawa catatan dari dokter atau bidan mereka, yang memastikan tanggal lahir dan rincian kehamilan mereka.

Bagi mereka yang menggunakan maskapai Virgin Australia, surat ini perlu diberi tanggal tidak lebih dari 10 hari sebelum tanggal perjalanan.

Dan jika memiliki komplikasi, maka harus terbang dengan izin medis yang ditandatangani oleh dokter.

Bawa serta dokumen

Dua warga yang sering terbang, Lorinda Wishart dan Victoria Beattie, tidak memiliki masalah kesehatan selama kehamilan mereka. Namun keduanya merasa untuk meyakinkan staf di bandar udara dan kru pesawat kadang menyulitkan.

Lorinda mengatakan putrinya Brielle, yang sekarang berusia enam tahun, sudah terbang 19 kali ke lima negara yang berbeda saat masih berada dalam rahimnya.

Ia pindah rumah ke Adelaide setelah bekerja di Bangladesh, namun memutuskan untuk berjalan-jalan di Nepal, Vietnam, Laos dan Thailand, sebelum akhirnya memutuskan menetap membesarkan anaknya.

"Dokter yang saya temui adalah dokter internasional. Jika kita benar-benar bugar dan sehat, mereka tidak keberatan bagi kita untuk terbang, tapi maskapai penerbangan tidak selalu melihatnya seperti itu," katanya.

Meskipun sudah membawa catatan dari dokter, Lorinda mengaku pernah mendapati petugas sebuah maskapai penerbangan yang terlampau khawatir. Akibatnya menunda seluruh jadwal penerbangannya, karena menimbang-nimbang apakah dirinya boleh atau tidak naik ke atas pesawat.

"Maskapai penerbangan yang lebih besar memang tidak masalah, tapi [staf] maskapai kecil belum terlalu tahu soal kebijakan mereka," katanya.

Victoria memiliki pengalaman serupa. Ia memulai perjalanan dengan membawa dokumen dan foto dari korespondensi dirinya dengan maskapai penerbangan yang menyatakan telah mendapat izin untuk terbang.

Perusahaan perabotan rumah tangga miliknya berbasis di utara New South Wales, juga memiliki kantor di Amerika Serikat, serta pabrik di China. Artinya, ia harus melakukan perjalanan ke luar negeri dan sekitar Australia selama masa kehamilan anak laki-lakinya, Theodore, yang sekarang berusia dua tahun.

"Saya hamil enam bulan dan terjebak di Amerika tidak bisa pulang," katanya.

Victoria juga mendapat beberapa nasehat membingungkan dari perempuan lain, termasuk ada yang memberitahu jika pemeriksaan keamanan di bandara berbahaya bagi kehamilannya. Ia sampai harus mencarinya lewat Google.

"Informasi semacam itu membuat saya sedikit takut, tapi [saya mendapati] tidak ada yang salah dengan pemeriksaan tersebut," katanya.

naik pesawat saat hamil
Victoria Beattie sedang hamil 6 bulan saat mengunjungi gudang perusahaannya di Compton, California.

Supplied: Victoria Beattie

Apa risiko kesehatan dari terbang saat hamil?

Deep vein thrombosis, atau DVT, adalah masalah atau kekhawatiran kesehatan yang utama, kata Dr Milford.

DVT terjadi ketika ada pembekuan darah di pembuluh bagian kaki, yang dapat menyebabkan komplikasi seperti rasa sakit, peradangan dan pembengkakan.

Bahaya yang lebih besar dari pembekuan ini adalah darah yang beku bisa terlepas dan terbawa melalui sistem peredaran darah, sehingga menghalangi suplai darah ke paru-paru.

Risiko terkena DVT lebih tinggi saat hamil. Tidak bergerak dalam waktu lama juga merupakan faktor risiko, jadi risiko DVT perlu diperhatikan untuk segala jenis perjalanan, termasuk perjalanan panjang naik mobil.

"Hal biasa yang kami sarankan untuk mengurangi risiko DVT adalah memastikan mendapat asupan cairan yang baik, pastikan juga Anda bergerak selama penerbangan, serta memakai stoking kompresi," kata Dr Milford.

Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, perempuan dengan risiko pembekuan darah yang lebih tinggi mungkin akan diberikan obat khusus untuk pencegahan. Namun opsi ini akan menjadi bagian dari pertimbangan yang terus berlanjut bagi dokter tanpa menghiraukan rencana perjalanan, katanya.

Bagaimana dengan radiasi kosmik?

Ada radiasi kosmik dalam bentuk partikel berenergi tinggi dari luar angkasa. Di permukaan tanah, karena dilindungi oleh atmosfer bumi yang tebal, eksposur radiasi kosmik sangat rendah. Namun risikonya meningkat ketika kita berada di ketinggian.

Dr Milford mengatakan bagi orang yang sesekali melakukan perjalanan, hal ini seharusnya tidak perlu menjadi pertimbangan.

"Jumlah radiasi yang kita dapatkan dari satu kali perjalanan udara benar-benar sangat rendah," katanya.

Sementara bagi mereka yang sering atau rutin melakukan perjalanan udara, seperti awak pesawat atau mereka yang terbang untuk urusan bisnis, memiliki tingkat pemaparan yang lebih tinggi. Tapi, meski melakukan penerbangan hingga 100 jam di udara sekalipun hanya memiliki "risiko teroritis yang sangat kecil". Jumlah paparan radiasinya masih jauh lebih sedikit dari sumber radiasi lain yang didapat di daratan.

Kiat Dr Milford untuk terbang saat hamil

• Dapatkan surat dari dokter, sesuai dengan persyaratan yang diberlakukan maskapai penerbangan

• Mengurangi risiko DVT dengan tetap minum cairan yang cukup, tetap bergerak selama penerbangan, serta mengenakan stoking kompresi

• Pastikan asuransi perjalanan mencakup kondisi-kondisi berkaitan kehamilan, kalau-kalau ada sesuatu yang terjadi saat anda terbang

• Bawa ringkasan catatan kehamilan dalam bentuk cetak, jika Anda memerlukan perawatan medis selama perjalanan

Hal yang terpenting

"Hal yang paling utama adalah menekankan bahwa kehamilan bukanlah penyakit," kata Dr Milford.

"Pada kenyataannya, memang ada sedikit hal yang tidak dapat atau tidak boleh dilakukan saat sedang hamil.

"Ketika sedang mengandung, kita sama sehatnya seperti saat sedang hamil. Tapi perlu adanya sedikit pertimbangan dan perencanaan ketimbang biasanya."

Diterjemahkan puku 20.00 WIB, 17/7/2017 oleh Iffah Nur Arifah dan simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement