Kamis 14 Sep 2017 15:56 WIB

Siswa Asal Indonesia Cetak Prestasi Buat Film di Australia

Rep: Erwin Renaldi/ Red: Budi Raharjo
Alexander Andrew Mhawira
Foto: ABC News
Alexander Andrew Mhawira

REPUBLIKA.CO.ID, Alexander Andrew Mhawira, asal Indonesia baru pindah ke Australia kurang dari dua tahun. Saat ia baru saja pindah, ia langsung mendapat penghargaan dari kompetisi SAY Project dari Kepolisian Australia Barat dengan film berdurasi sekitar 100 detik.

Judulnya adalah 'Alcohol Wrecks Life' yang menceritakan bagaimana konsumsi alkohol berdampak pada kekerasan dalam rumah tangga. Tahun 2017 ini, ia kembali memenangkan Your Call film competition yang digelar oleh Kepolisian Australia Barat dan yayasan Constable Care Child Safety Foundation.

Kompetisi tersebut mengajak siswa sekolah untuk membuat sebuah film pendek yang menceritakan dampak buruk dari penyalahgunaan narkoba dan alkohol di kalangan anak muda.

Film Dead Line menceritakan dampak dahaya dari konsumsi narkoba dan alkohol. Foto: Andrew Visualz

Sebagai siswa kelas 12, Andrew memiliki pengalaman jika beban sekolah di tingkat terakhir sekolah lanjutan ini bisa membuat para siswa tertekan.

"Pesan dari film ini adalah benar jika kelas 12 itu cukup menekan pelajar, kita harus belajar dengan keras," ujar siswa Cyril Jackson Senior Campus tersebut.

Andrew merasa pelajar bisa mengatasi beban ini dengan berbicara kepada orang lain untuk mengeluarkan keluh kesahnya, daripada memendamnya yang bisa membuat tertekan.

"Saya rasa ada banyak orang di luar sana yang peduli dan siap membantu dan keberadaan mereka mungkin akan membantu kita dari tekanan, daripada menggunakan narkoba dan alkohol," ujarnya. "Narkoba tidak dapat menyelesaikan masalah kita, bahkan kondisi mental, atau rasa kelelahan kita."

Dalam film berjudul Dead Line tersebut, Andrew berperan sebagai sutradara utama, sekaligus juga editor, dengan bekerjasama dengan rekan-rekan lainnya, Ben Randall, Mingho Tong, Jordan Hunt, dan Kelliane Jewel.

Ia mengaku pengambilan gambar untuk kompetisi ini kebanyakan menggunakan kamera ponselnya dengan dibantu smart phone stabilizer. "Pengambilan gambar dilakukan selama seharian dan butuh tiga hari untuk mengeditnya, sampai saya kurang tidur... kami memasukkan film 6 jam sebelum kompetisi ditutup."

Kemenangan Andrew dan rekan-rekannya bukan saja membuat kerja kerasnya membuahkan hasil, tetapi ia mengaku sebagai sesuatu yang spesial.

"Ceremony kemenangan pas tanggal 17 Agustus, pas sekali, jadi seperti kado kecil buat negara Indonesia. Setidaknya, ini menunjukkan kalau orang Indonesia bisa membuat film di negara orang," ujarnya bangga.

Alexander Andrew Mhawira memenangkan kompetisi film pendek di Australia Barat. Foto: Andrew Visualz

Prestasi lain Andrew baru-baru ini adalah terpilih sebagai finalis sebuah kompetisi film pendek berskala nasional Australia.

Ia memproduksi film bertemakan traveling, berjudul Freemantle untuk kompetisi #MyTownSpirit yang dibuat oleh Qantas. Pemenangnya akan ditentukan lewat voting.

Dengan prestasinya yang sudah ia buat dalam waktu singkat, Andrew bisa dikatakan menjadi sineas berbakat asal Indonesia di Australia.

Tapi ia mengaku masih belum memutuskan apakah ke depannya ia akan memutuskan untuk masuk ke industri film profesional. "Saya masih dilema, apakah akan masuk ke industri perdagangan, keuangan, atau ke industri film," kata Andrew.

Tetapi ada harapan ia masih bisa berkiprah dengan membuat video sebagai kegemarannya, selepas sekolah nanti. "Di masa depan saya ingin memiliki usaha sendiri, mungkin perusahaan video untuk keperluan pemasaran."

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/wisata-nad-budaya/sineas-berbakat-indonesia-cetak-prestasi-di-australia/8946294
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement