Senin 09 Oct 2017 15:32 WIB

Kecanduan Instagram? Saatnya Detoks Media Sosial

Rep: Ashleigh Motteram/ Red: Budi Raharjo
Charlotte Meagher
Foto: ABC News
Charlotte Meagher

REPUBLIKA.CO.ID,Charlotte Meagher telah memiliki akun Instagram sejak berusia 13 tahun. Dia sekarang berusia 16 dan percaya bahwa aplikasi media sosial ini telah mengubah cara anak-anak menjalani hidup mereka.

"Instagram telah membuat saya merasa seperti setiap saat ketika saya bepergian, saya harus berfoto atau harus memasangnya di Instagram," katanya.

Remaja asal Kota Perth, Australia Barat mengatakan tekanan untuk mendokumentasikan setiap aktivitas yang dilakukannya ini didorong oleh ketakutan bahwa jika waktu senggangnya tidak disebarkan ke seluruh media sosial, itu akan tidak ada gunanya. "Kami ingin orang lain iri dan terlihat menjalani hidup yang cemerlang ini," katanya.

Charlotte mulai mendokumentasikan setiap hal dalam hidupnya di Instagram. Instagram

"Ketika Anda pergi ke pesta, semua orang memegang ponsel mereka, semua orang aktif di Snapchat, semua orang ingin berbagi pesta ini."

Instagram adalah aplikasi media sosial yang digunakan untuk berbagi gambar dengan pengikut dan memiliki filter yang mudah diterapkan pengguna untuk memperbaiki tampilan foto mereka.

Charlotte mengatakan lantaran ingin terlihat "cukup kurus" untuk gambar-gambar di akun instagram-nya, ia sering kali mengurangi jumlah makanan yang disantapnya.

"Saya ingat suatu kali saya merasa benar-benar frustasi dan kecewa karena saya terlalu takut untuk mengenakan pakaian renang dan kami berada di Bali dan saya menjadi semacam agak ketakutan mengenai hal itu," katanya.

Merenungi sikapnya di masa lalu, dia mengatakan, pencariannya untuk memproyeksikan kehidupan yang sempurna telah menjadikan dia kehilangan masa kanak-kanak.

"Saya merasa itu tidak masalah kecuali jika mengaturnya kalau itu adalah perjalanan terbaik dalam hidup saya tapi realitas saya yang sebenarnya di Instagram [seharusnya] adalah saya berada di kamar tidur, memandangi saudara laki-laki saya bersenang-senang di kolam renang," katanya.

"[Pengikut di akun Instagram saya] tidak melihat semua hal-hal lain, seperti naik pesawat yang mengerikan di sana, mereka tidak melihat pertengkaran yang mungkin Anda hadapi dengan orang tua Anda.”

"Mereka tidak melihat perasaan saya ketika itu, perasaan yang mengerikan yang memuakan saat Anda menyantap makanan yang tidak enak sama sekali sepanjang pekan itu dan hal terakhir yang Anda inginkan adalah anda harus berfoto.”

Charlotte masih menggunakan akun Instagram-nya, namun telah mendapati kalau detoksifikasi secara reguler telah membantunya mengendalikan cara aplikasi tersebut mempengaruhi perasaannya.

Charlotte mengaku jika sebuah unggahan tidak menarik banyak "likes" itu merusak rasa percaya diri anak-anak muda. Instagram

Instagram media sosial 'terburuk'

Penelitian yang diterbitkan awal tahun ini oleh Masyarakat Kesehatan Publik Kerajaan Inggris menempatkan Instagram sebagai platform media sosial terburuk bagi kesehatan dan kesejahteraan kaum muda.

Direktur Butterfly Foundation for Eating Disorder, sebuah lembaga non profit yang mengkampanyekan gangguan pola makan, Christine Morgan mengatakan bahwa dirinya yakin Instagram sangat berbahaya karena media sosial yang satu ini mendorong percakapan yang hampir seluruhnya dilakukan melalui media gambar.

Charlotte mengatakan dia merasa tertekan untuk menampilkan kehidupan yang 'brilian' di media sosial. Instagram

"Anda berkomunikasi dengan cara-cara media gambar menunjukan kesempurnaan dan ada begitu banyak lapisan yang berbahaya atau merusak bagi orang," katanya.

Christine Morgan mendukung konsep detoks Instagram, dengan mengatakan bahwa penting bagi orang-orang muda dan orang tua mereka memantau penggunaan media sosial anak-anak mereka.

"Memantau apa yang anda lakukan di media sosial dan menyadari bahwa itu bisa merusak, bisa berbahaya untuk Anda," katanya.

"Memonitor juga bagaimana perasaan Anda saat Anda melakukannya, pantau bagaimana hal itu mempengaruhi perasaan anda dan jika itu membuat Anda merasa sangat negatif tentang diri Anda sendiri, berhentilah, beristirahatlah sejenak, detoksikan diri anda dari Instagram, berhentilah saja [menggunakannya]."

Validasi diri sendiri melalui ‘like’

Charlotte mendorong anak-anak muda untuk meletakan ponsel mereka. ABC News: Ashleigh Motteram

Charlotte mengatakan salah satu hal tersulit untuk ditangani bagi pengguna media sosial muda adalah teman atau pengikut yang tidak memberi tanga "like" terhadap materi yang diunggahnya.

"Anda melihat jumlah ‘like’ dan biasanya karena saya bergerak di lingkaran yang lebih kecil, itu adalah jumlah ‘like’ yang sangat memalukan dan tidak ada yang berkomentar, dan itu membuat Anda merasa sangat buruk," katanya.

Tapi dia mengatakan pada akhirnya bahwa dia percaya teman-teman yang benar-benar penting adalah orang-orang yang Anda ajak bicara. "Itu hanya sebuah tombol di penghujung hari," katanya.

"Letakkan telepon dan lihatlah ke luar dan bersenang-senanglah. Tidak ada yang akan datang dari gambaran yang bagus selain beberapa ‘like’ tapi Anda akan membuat kenangan seumur hidup jika Anda menghabiskan waktu menikmati saat ini."

Simak artikel asli berita ini dalam Bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/gaya-hidup-nad-kesehatan/pentingnya-detoksifikasi-intagram-bagi-anak-muda/9028932
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement