Ahad 01 Jul 2018 23:55 WIB

Pria Brisbane Dikenai 14 Tuduhan Pelanggaran Terorisme

Dewan Islam Queensland mengatakan tuduhan itu bukan cerminan komunitas Muslim.

Pasukan antiteror dari kepolisian federal Australia menggeledah sebuah rumah pada Sabtu (30/6).
Foto: ABC
Pasukan antiteror dari kepolisian federal Australia menggeledah sebuah rumah pada Sabtu (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Keluarga dari seorang pria di Logan, Brisbane, Queensland yang dituduh melakukan pelanggaran terorisme pascapenggeledahan Sabtu (30/6) pagi mengaku sangat kecewa. Seorang pria berusia 21 tahun itu menghadapi 14 tuduhan terorisme setelah tim Gabungan Terorisme dan ASIO melakukan penggeledahan di properti milik keluarga Kuraby, di selatan Brisbane.

Tuduhan itu mencakup lima tuduhan mempersiapkan serangan ke negara-negara asing untuk tujuan terlibat dalam kegiatan peperangan di akhir 2016 dan awal 2017, dan merekrut para remaja untuk bergabung dengannya.

Ali Kadri mengatakan tuduhan yang dijatuhkan kepada tersangka tidak boleh dilihat sebagai cerminan dari komunitas muslim yang lebih luas. (AAP: David Kapernick)

Juru bicara Dewan Islam Queensland, Ali Kadri mengatakan tuduhan itu seharusnya tidak dilihat sebagai cerminan dari komunitas Muslim yang lebih luas. "Ini mengejutkan dan mencengangkan dan kami tidak menyangka seseorang dengan tuduhan semacam itu akan berada di antara kami," katanya.

"Kami sebagai sebuah komunitas sudah sangat jelas sejak awal kami mengutuk organisasi teroris yang beroperasi di negara-negara itu. "Siapa pun yang mencoba bergabung dengan mereka bukan hanya melanggar hukum Australia, tetapi melanggar kepercayaan masyarakat dan melawan masyarakat," katanya.

Ali Kadri mengatakan pria berusia 21 tahun itu adalah keponakan pemilik restoran Abdul Basith, yang ditikam hingga tewas di halaman depan rumahnya pada Oktober lalu. Pembunuhan Abdul Basith tetap tidak terpecahkan dan hadiah 250 ribu dolar AS atau setara Rp 2,6 miliar diberikan untuk informasi yang mengarah pada sebuah pengakuan.

Abdul Basith "bekerja tanpa kenal lelah' di restoran India lokal yang dimilikinya. (Facebook: Hanan Dajan)

"Keluarga itu telah dilanda tragedi, kehilangan seorang pemuda tahun lalu karena peristiwa pembunuhan dan sekarang seorang pria yang lebih muda ditangkap karena tuduhan serius ini. Keluarga itu benar-benar hancur," katanya.

Ata-ur-Rehman Bhatti yang tinggal di dekat rumah yang digeledah, mengatakan dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang terjadi. "Dua puluh hari yang lalu saya melihat polisi di sini tetapi ini adalah pertama kalinya saya mendengarkan ada seseorang yang terlibat dalam kelompok teror," katanya.

"Tetapi hal baiknya adalah polisi federal kami melakukan pekerjaan yang sangat bagus terkait kejahatan semacam ini - itu harus benar-benar dicabut akarnya dari Australia - ini adalah masyarakat yang damai," katanya.

Pria berusia 21 tahun itu akan dihadirkan di pengadilan Magistrasi Brisbane besok. Dia menghadapi hukuman maksimal penjara seumur hidup jika terbukti bersalah atas pelanggaran serangan itu dan 25 tahun jika terbukti melakukan pelanggaran terlibat dalam penyerangan asing.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-07-01/penggeledahan-rumah-kuraby-di-brisbane/9929266
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement