Kamis 05 Jul 2018 02:08 WIB

Uber Beroperasi di Seluruh Ibu Kota Australia

Uber membuka layanan di wilayah utara Australia.

Red: Nur Aini
Uber. Ilustrasi
Foto: Ubergizmo
Uber. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Perusahaan berbagi tumpangan Uber akan memasuki pasar Wilayah Utara Australia (Northern Territory-NT) untuk pertama kalinya - yang berarti sekarang Uber telah beroperasi di seluruh ibu kota di Australia.

Uber sebelumnya sempat membatalkan rencananya untuk beroperasi di NT. Uber beralasan peraturan baru yang diperkenalkan oleh pemerintah NT pada 2017 terlalu mahal dan hambatan masuknya terlalu tinggi. Hal itu terutama bagi pengemudi yang menggunakan aplikasi ini sebagai bentuk pendapatan tambahan.

Sementara Uber setuju dengan persyaratan untuk pemeriksaan latar belakang dan keamanan, serta pemeriksaan kendaraan. Namun, lisensi kendaraan sebesar 300 dolar (Rp 3,1 juta), tiga kali dari jumlah yang direkomendasikan oleh komite pengarah kepada Pemerintah NT dinilai masih terlalu tinggi.

Namun, dalam tindakan yang mengejutkan, layanan berbagi tumpangan ini mengumumkan bahwa sekarang mereka bermaksud untuk mulai beroperasi di wilayah Darwin dan Palmerston bulan depan. "Pada tahun lalu, kami telah melihat aplikasi Uber dibuka hampir 90 ribu kali (oleh orang-orang di NT) yang mencoba untuk melakukan perjalanan. " kata Manager Uber di Queensland dan NT, Alex Golden.

"Pemerintah sangat terbuka dalam mendukung reformasi layanan berbagi tumpangan. Jadi kami berkomitmen untuk menemukan cara untuk membuatnya bekerja."

Saingan Uber dalam layanan berbagi tumpangan di Australia, HiOscar, telah beroperasi di wilayah itu sejak Januari lalu. Menteri Infrastruktur, Perencanaan dan Logistik Eva Lawler mengatakan pemerintah NT tidak mengurangi biaya lisensi dalam upaya untuk mendorong platform ridesharing. "Itu adalah level lapangan bermain yang kami tempatkan ketika undang-undang itu keluar," katanya.

"Saya yakin Uber telah melakukan uji kelayakan dan menyadari itu adalah sebuah peluang besar."

Di bawah kerangka Pemerintah NT yang memungkinkan layanan pemesanan perjalanan bisa beroperasi, penumpang taksi dan Uber membayar tambahan 1 dolar atau sekitar Rp 10 ribu per perjalanan.

Biaya memiliki lisensi taksi juga telah diturunkan 75 persen sejak perubahan itu diperkenalkan, dengan biaya tahunan di Darwin berkurang dari 20.240 dolar Australia  (Rp 214 juta) menjadi 5.000 dolar (Rp 53 juta).

Bagi para pengemudi di Alice Springs, biaya tersebut juga telah diturunkan dari  16.445 dolar (Rp 174 juta) menjadi 4.000 dolar (Rp 42 juta). Namun, perusahaan berbagi tumpangan ini tidak akan beroperasi di Red Centre untuk sementara waktu.

Batasan yang berlaku saat ini terhadap jumlah taksi berlisensi di Alice Springs dan Darwin juga telah dipertahankan.

Namun, mantan kepala eksekutif Dewan Taksi, Les Whitaker mengatakan bahwa pengenalan layanan berbagi tumpangan kedua di wilayah adalah "perlombaan kemunduran" atas kualitas layanan. "Semua orang, negara bagian dan teritori, yang memutuskan untuk membiarkan Uber masuk, mengatakan mereka akan mencoba menciptakan arena bermain yang adil," katanya kepada ABC Radio Darwin.

"Gagasan mereka tentang tingkatan wilayah permainan adalah pada dasarnya menghempaskan aturan dasar, menurunkan standar, dan mereka sampai pada denominator terendah."

Namun, Menteri Infrastruktur, Perencanaan dan Logistik Eva Lawler mengatakan Northern Territory dapat mempertahankan dua layanan berbagi tumpangan,  di luar ketergantungannya pada pendapatan dari industri taksi. "Bagi saya ini tentang persaingan, dunia adalah tempat yang berubah," katanya.

"Ketika Anda melihat industri baru, hal-hal seperti Air B'n'B, Anda dapat mengerem hal-hal tersebut atau mengambil peluang itu.

"Kaum muda, warga NT, mengharapkan peluang itu."

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-07-04/uber-akhirnya-beroperasi-di-nt/9941354
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement