Jumat 06 Jul 2018 04:55 WIB

Kelompok Mengaku Aktivis Buat Keributan di Masjid Brisbane

Kelompok itu mengganggu jamaah saat siang hari.

Ulama Brisbane, Ali Kadri berbicara dengan Logan Robertson.
Foto: ABC
Ulama Brisbane, Ali Kadri berbicara dengan Logan Robertson.

REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Polisi terpaksa dilibatkan setelah konfrontasi sengit pecah di masjid Brisbane antara kelompok aktivis yang menggambarkan diri mereka sebagai pembuat film dokumenter Kristen dan para ulama Islam.

Kelompok itu setidaknya terdiri dari empat aktivis, yang terlibat dalam insiden serupa di masjid Kuraby pada Rabu (4/7). Mereka berhadapan dengan jamaah di sebuah masjid Darra di barat daya Brisbane tepat sebelum tengah hari.

Kadri bertanya: "Saya mencoba berbicara dengan Anda dengan cara yang baik, mengapa Anda menanggapi dengan cara yang agresif seperti itu?."

Robertson menjawab: "Karena saya benci agama Islam. Saya tidak membenci Muslim, saya benci agamanya."

Polisi mengintervensi dan memaksa kelompok itu meninggalkan properti tersebut. Pihak berwenang mengatakan, satu kelompok yang terdiri atas enam orang pergi ke sebuah masjid di Kuraby pada Rabu (4/7) dan mengganggu beberapa jamaah menjelang pukul 13.00 waktu setempat.

Tidak ada yang terluka dalam insiden itu dan tidak ada tuduhan yang diajukan. Kadri mengatakan, seorang remaja laki-laki dilecehkan secara verbal selama insiden Rabu dan disebut seorang teroris.

"Mengapa Anda menyiksa anak Muslim berusia 15 tahun?" tanya Kadri.

Robertson menjawab: "Kami tidak menyiksanya."

Robertson, yang mengaku ia mewakili Gereja Baptis Pillar di Ipswich, juga mengklaim ia adalah bagian dari kelompok yang membuat film tentang Islam. "Kami membuat film dokumenter tentang agama Anda yang salah, itulah yang kami coba lakukan," kata Robertson.

"Anda bukan seorang patriot, Anda adalah seorang penyembah kebencian - itulah Anda, kawan. Meskipun Anda penyembah kebencian, saya tidak membenci Anda," kata Kadri.

Muncul kecemasan

Kadri mengatakan, orang-orang itu "ekstremis" dan menyamakan mereka dengan "ISIS kulit putih".

"Sayangnya jika kita tidak mengendalikan orang-orang semacam ini di negara ini, maka orang-orang ini yang tidak taat hukum tidak hanya akan merugikan minoritas seperti kami.”

"Mereka akan menyakiti orang-orang mereka sendiri yang tidak setuju dengan mereka ... jadi bagi saya, dia ekstremis," kata Kadri.

"Saya pikir orang-orang semacam ini adalah ISIS kulit putih."

Kadri mengatakan, keamanan akan ditingkatkan di masjid-masjid di seluruh negara bagian dan sebagian besar dari mereka sekarang akan terkunci di malam hari.

"Saya tidak berpikir ada pembenaran untuk hal-hal semacam ini ... masjid kami adalah jemaat yang damai," katanya.

"Apakah kami harus menunggu seseorang terbunuh sebelum kita menyadarinya? Kebencian semacam ini harus ditangani dan dikecam.”

"Sebelumnya, mereka hanya berada di jalanan ... sekarang mereka benar-benar masuk ke dalam masjid - apa lagi ke depannya, akankah mereka masuk ke rumah kami?."

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-07-05/mengaku-aktivis-kelompok-ini-buat-keributan-di-masjid-brisbane/9945768
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement