Jumat 13 Jul 2018 13:44 WIB

Kota Hantu di Australia Ramai Dikunjungi Turis

Kota Wittenoom berbahaya dikunjungi karena adanya kontaminasi racun.

Red: Nur Aini
wisata australia (ilustrasi)
Foto: www.anneahira.com
wisata australia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PILBARA -- Kota Wittenoom telah digambarkan sebagai salah satu tempat paling berbahaya dan terkontaminasi di planet bumi.

Namun kemasyhuran itu justru telah menjadi daya tarik wisata bagi Wittenoom, sebuah kota bekas tambang asbes yang beracun, yang letaknya jauh di daerah terpencil di Pilbara, Australia Barat (WA).

Sekitar 20 ribu orang pernah tinggal di sana pada masa kejayaannya sepanjang  1930-an hingga 1966, untuk mengangkut asbes biru yang mematikan. Lebih dari 2.000 kematian telah dikaitkan dengan kegiatan penambangan di Wittenoom dan seluruh kota ini adalah tempat yang terkontaminasi.

Tetapi meskipun papan peringatan besar dan terlihat jelas bertebaran di seluruh kota yang memperingatkan bahaya serius bagi kehidupan manusia, ribuan pelancong yang ingin tahu tetap berkunjung setiap tahun. Pemerintah lokal mengatakan pihaknya telah menerima laporan beberapa operator pariwisata di Australia Barat (WA) bahkan menawarkan kunjungan yang dipandu.

"Kami baru saja mendengar tentang selentingan di Pilbara bahwa ada kelompok wisatawan yang pergi ke sana," kata Direktur pemerintah lokal Ashburton, Rob Paull.

"Mungkin mereka mengira itu adalah wisata petualangan atau sepanjang garis itu, tapi kami ingin memastikan semua orang sadar ada bahaya yang signifikan bagi diri mereka sendiri, keluarga mereka, dan teman-teman mereka jika mereka pergi ke Wittenoom."

Menarik para pencari sensasi

Rasa ketertarikan akan sesuatu yang aneh menjadi salah satu alasan bagi mereka yang datang berkunjung. Fotografer asal Queensland Jenny Rush mengunjungi Wittenoom ketika dia keliling Australia menggunakan caravan dan mendapati perjalanan itu sebagai pengalaman yang menggembirakan.

"Ini mungkin salah satu tempat favorit saya yang pernah saya kunjungi, indah, spektakuler," katanya.

"Kita tidak bisa menduga sebelumnya akan seramnya kota ini ataupun keindahannya."

Dia mengaku memang tertarik dengan kota-kota hantu.

"Ada pemadam kebakaran di sana, ada papan dari toko zaman dulu dan ada bus tua yang masih memiliki garam dan lada dan botol saus di atas meja," katanya.

"Kota itu tampak seperti ditinggalkan begitu saja oleh penduduknya.

"Ada keindahan alam di sana - Anda melihat bukit dan tata letak perbukitan dan tebing - maka Anda akan melihat jalan lintas buatan manusia di antara itu semua dan tahu bahwa itu dulunya adalah tempat yang ramai, tempat yang berkembang di satu waktu."

Jenny Rush mengatakan bahwa dia sangat sadar akan risikonya. Dia ditemani oleh seorang kerabat yang memiliki bisnis pembersihan asbestos. Jenny  Rush mengatakan dia terkejut mendengar orang-orang ditawari tur berpemandu.

"Adalah tindakan konyol masuk ke sana tanpa memiliki pengetahuan cukup mengenai kawasan itu," katanya.

"Saya kira tidak akan akan mungkin ribuan orang akan membanjiri kota itu – karena, kota itu ditutup karena alasan tertentu."

Kematian penambang asbes

Penderitaan mantan penduduk di kota Wittenoom sudah menjadi pemberitaan sebelumnya. Lyniece Bolitho kehilangan kakeknya, ayahnya, tiga paman, dan banyak teman karena penyakit berhubungan dengan asbestos.

Dia mengatakan lebih banyak yang harus dilakukan untuk mencegah orang mendatangi kota hantu tersebut. "Ini daerah terbuka bagi siapa saja untuk pergi ke sana," katanya.

"Jika anda ke sana kapan saja, kita akan melihat turis demi turis mengunjungi Wittenoom - bayi, orang-orang dari seluruh dunia. Tempat itu seperti menjadi magnet bagi pengunjung."

Lyniece Bolitho mengatakan tanda-tanda peringatan akan bahaya pencemaran asbestos sudah dirusak.

"Ada beberapa tambang yang ditutup, ada beberapa papan pengumuman untuk menghentikan orang masuk ke tambang, tetapi penghalang itu telah dirusak, dijatuhkan," katanya.

"Orang-orang akan pergi ke sana seperti sedang berburu hadiah."

"Papan peringatan yang ada di sana ditujukan untuk orang-orang yang bisa membaca bahasa Inggris, tetapi jika Anda tidak bisa membaca bahasa Inggris, siapa yang dapat menjaminnya. Ini bisa menjadi bencana, masih ada gunungan absestos tetapi kita malah mengizinkan orang untuk pergi ke sana tanpa halangan."

Departemen Purbakala Australia Barat memperingatkan pada situs mereka mengenai keberadaan sisa-sisa asbes biru di seluruh area kota Wittenoom dan itu dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan manusia.

Situs itu juga sangat menyarankan orang untuk tidak melakukan perjalanan ke Wittenoom dan menawarkan kepada wisatawan daftar tujuan lain untuk dikunjungi di Pilbara.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-07-13/meski-berbahaya-turis-ramai-kunjungi-kota-ini/9988032
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement