Jumat 03 Aug 2018 15:32 WIB

Komunitas Punk Austalia Lestarikan Kura-Kura Berambut Mohawk

Kura-kura punk masuk daftar hewan paling terancam punah.

Red: Nur Aini
Kura-kura punk
Foto: abc
Kura-kura punk

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Komunitas punk terkenal dengan kebersamaan dan ikatan persaudaraan yang erat di kalangan anggotanya. Ikatan itu juga berlaku bagi kura-kura di Sungai Mary Queensland yang memiliki penampilan punk seperti mereka.

Rambut mohawk berwarna hijau di bagian kepala menjadi tampilan khas dari kura-kura yang hanya bisa ditemukan di Sungai Mary di sebelah tenggara Queensland. Rambut punk mohawk itu sebenarnya adalah ganggang algae yang tumbuh di bagian kepalanya.

Reptil itu juga dikenal memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen dari air melalui struktur yang mirip insang di kloaka atau alat kelaminnya dan merupakan salah satu spesies terbesar di Australia.

Keberadaan satwa yang dijuluki 'kura-kura punk yang bernafas' itu mencuri perhatian dunia setelah foto salah satu hewan ini dengan rambut alga ala mohawk dan duri di bawah dagunya berhasil diambil oleh fotografer Sunshine Coast, Chris Van Wyk. Awal tahun lalu, Zoological Society of Evolutionary Distinct and Globally Endangered menempatkan kura-kura punk di urutan ke-29 dalam daftar hewan yang paling terancam punah. Hal inilah yang kemudian memicu kepedulian dari komunitas punk di Melbourne Victoria.

Akhir pekan lalu, mereka menggelar acara amal di Brunswick untuk meningkatkan kesadaran dan penggalangan dana bagi konservasi kura-kura punk di Sungai Mary tersebut. Acara amal itu menampilkan 7 grup punk termasuk Undamaged, salah satu pencetus malam amal tersebut.

Steven 'Stevie' Galati anggota komunitas punk dan personel grup Undamage mengaku rasa kedekatan dan persaudaraan yang kuat di kalangan komunitas punk telah mendorong mereka ingin melakukan sesuatu untuk mendukung ‘saudara’ punk mereka dari Sungai Mary. "Mendengar berita bahwa itu salah satu reptil yang paling terancam di planet bumi ini benar-benar memicu minat banyak orang," kata Galati.

"Ini hewan yang sangat unik dan melihat gambar-gambarnya, saya langsung menilai satwa ini memang terlihat seperti kura-kura punk.

"Hal yang saya suka tentang komunitas punk rock adalah kita semua tetap bersama, dan sekarang teman kecil kita dalam masalah, saatnya untuk tetap bersama untuknya."

Kegiatan amal yang mereka selenggarakan malam itu berhasil mengumpulkan dana 375 dolar AS melalui penjualan tiket dan sumbangan untuk pin yang menampilkan penyu punk. Dana itu diserahkan kepada kelompok Tiaro Landcare, sebuah organisasi yang mempelajari reptil dan mendidik pemilik tanah bagaimana melindungi kura-kura.

Tapi Galati mengatakan acara tersebut bukan semata-mata soal uang, tapi acara itu juga telah menjadi latihan yang sangat berharga dalam meningkatkan kesadaran tentang kura-kura punk. "Kami memiliki hasil yang sangat bagus dan meningkatkan banyak kesadaran, itulah tujuan terbesar," kata Galati.

"Ada banyak orang yang mengatakan mereka bahkan tidak tahu apapun mengenai keberadaan kura-kura ini, dan sekarang mereka bersemangat untuk mencari tahu. Orang yang tidak bisa hadir juga ikut menyumbang."

Sementara itu, pemimpin tim Tiaro Landcare Marilyn Connell menghargai dukungan dari komunitas punk di Melbourne tersebut yang menyukai kura-kura khas Sungai Mary itu. Ia berharap suatu hari nanti dia bisa menikmati langsung pertunjukan musik rock punk mereka jika band tersebut melakukan perjalanan ke Sungai Mary.

"Sumbangan ini membuat saya terharu mengetahui betapa antusias dan suka citanya mereka,” kata Connell.

"Anda tidak pernah tahu siapa yang akan menghubungi Anda selanjutnya dan mengatakan kami ingin melakukan sesuatu. Itu mengagumkan."

Dukungan bagi pelestarian kura-kura bum-breather itu tidak hanya berasal dari panggung punk, tapi juga memiliki beberapa penggemar dari kalangan kerajaan. Awal tahun ini kura-kura Sungai Mary yang terancam punah tersebut mendapat dukungan dari keluarga kerajaan, di mana Connell diundang untuk berbicara langsung di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammad bin Zayed bin Sultan Al-Nahyan yang merupakan seorang pemerhati konservasi.

Pada 2010, program kura-kura Bum-Breather juga mendapatkan pendanaan melalui penghargaan konservasi spesies Mohammed bin Zayed. Selain penyu Sungai Mary, Sungai Mary adalah rumah bagi berbagai satwa liar unik seperti lungfish Australia dan cod Sungai Mary.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-08-03/konservasi-kura-kura-punk/10069338
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement