Senin 06 Aug 2018 15:32 WIB

Australia Tawarkan Bantuan untuk Gempa Lombok

Menteri Dalam Negeri Australia tengah berada di Lombok saat gempa terjadi.

Red: Nur Aini
Pengendara sepeda motor melintas dekat rumah yang roboh pascagempa di Desa Bentek, Kecamatan Pemenang,Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (6/8).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Pengendara sepeda motor melintas dekat rumah yang roboh pascagempa di Desa Bentek, Kecamatan Pemenang,Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Gempa berkekuatan besar 7 SR melanda Pulau Lombok, menewaskan sedikitnya 82 orang dan berdampak pula ke Bali pada Ahad (5/8). Gempa tersebut terjadi sepekan setelah gempa lainnya yang menewaskan sejumlah orang.

Gempa kali ini tercatat terjadi pada kedalaman 15 kilometer dan sempat memicu peringatan tsunami. Di Bali, sejumlah bangunan dilaporkan mengalami kerusakan, termasuk sebuah department store dan terminal bandara.

 

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull berjanji menghubungi Presiden Joko Widodo Senin ini juga untuk menawarkan bantuan Australia mengatasi gempa tersebut.

"Kita selalu menghubungi tetangga kita ketika bencana alam terjadi," katanya.

PM Turnbull mengatakan sejauh ini belum ada laporan mengenai warga Australia yang menjadi korban gempa.

"Jelas warga Australia turut terdampak. Mereka merasakan guncangan, termasuk Menteri Peter Dutton yang berada di Lombok menghadiri konferensi kontra-terorisme," kata PM Turnbull.

"Setiap saat banyak orang Australia di Indonesia. Makanya pelayanan konsuler kami akan bertindak sekuat tenaga memastikan keselamatan warga Australia," ujarnya.

Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton mengatakan rombongannya dalam kondisi aman tetapi harus dievakuasi dari hotel. "Kami sangat berterima kasih kepada polisi dan pihak berwenang Indonesia serta Kepolisian Federal Australia," katanya dalam postingan di medsos.

Konsul Jenderal Australia di Bali, Helena Studdert, menjelaskan warga Australia harus mengikuti instruksi dari pemerintah setempat selama keadaan darurat. Seorang warga Australia Don Finlayson yang sedang berada di Sanur, Bali, mengaku turut merasakan gempa.

Bersama rekannya dia mengaku sedang berada di sebuah restoran saat terjadi gempa. "Mejanya bergoyang, dan sejenak kemudian orang berteriak gempa, kita harus keluar dari sini," tuturnya.

Simak laporan selengkapnya di ABC Australia.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-08-06/sudah-82-korban-tewas-akibat-gempa-lombok/10077344
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement