Jumat 07 Dec 2018 21:53 WIB

Gelombang Panas Ekstrem Hantam Australia

Suhu di Australia mencapai 47 derajat.

Red: Nur Aini
Cuaca panas di Australia.
Foto: ABC News
Cuaca panas di Australia.

REPUBLIKA.CO.ID,CANBERRA -- Wilayah Australia Barat bagian utara hingga ke tengah dalam beberapa hari ini akan diterpa gelombang panas ekstrem. Suhu panas tidak akan menurun di malam hari.

Biro Meteorologi (BOM) setempat mendefinisikan gelombang panas sebagai suhu udara panas selama tiga hari atau lebih, baik siang maupun malam hari. Di wilayah Fitzroy Crossing misalnya, suhunya akan mencapai 47 derajat pada hari Sabtu (8/12). Ini merupakan rekor untuk suhu bulan Desember.

Pengusaha setempat John Rodrigues mengaku sudah terbiasa menjalani hari-hari panas selama tinggal di kota itu 18 tahun.

"Panasnya kering sehingga masih dapat ditanggung," ujarnya kepada ABC.

Namun begitu suhunya mencapai 47 derajat, katanya, maka panasnya akan terasa bahkan di saat bernafas.

"Biasanya suhu di sini mencapai 44 derajat. Jadi suhu 47 akan sulit dihadapi terutama di malam hari karena suhunya tidak mendingin," kata Rodrigues.

Temperatur udara di sejumlah lokasi di Kimberley dan Pilbara akan mencapai 40-an derajat selama beberapa hari berturut-turut. Namun, di malam hari akan turun menjadi 20-an hingga 30-an derajat.

Dengan suhu 47 derajat, kata Rodrigues, aspal jalanan pun meleleh dan jadi lengket.

Berbagai hal dilakukan warga untuk mengatasi suhu panas. "Warga biasanya ke sungai dan menghabiskan waktu di sana," katanya.

Apa penyebabnya?

Gelombang panas digolongkan menjadi tiga jenis: intensitas rendah, tinggi dan ekstrim. Jenis ekstrem ini jarang terjadi. Gelombang panas ekstrem juga berdampak pada keandalan infrastruktur seperti listrik dan transportasi. Selain itu, dan berbahaya bagi siapa saja yang tidak mengambil tindakan pencegahan untuk tetap tenang.

Juru bicara BOM Neil Bennett menjelaskan, suhu malam yang sangat tinggi dan suhu siang hari yang mencapai rekor akan menimbulkan masalah.

"Tubuh manusia perlu mendinginkan diri di malam hari tapi jika suhunya 28 atau 29, tentunya sangat sulit," ujarnya.

Bennett menjelaskan suhu panas ini terperangkap oleh tekanan udara rendah yang bergerak lambat di bagian utara benua Australia.

"Kita sudah lihat suhu sangat panas yang melewati Queensland beberapa hari lalu dan menyebabkan kondisi gelombang panas di sana," katanya.

Tekanan udara rendah bergerak sangat lambat, katanya, sehingga massa udara pun menghangat secara intensif.

"Sampai tekanan udara rendah ini bergerak menjauh, maka suhu udaranya tidak ada yang akan berubah selama tiga hari ke depan," ujarnya.

Gelombang panas juga akan menerpa bagian lain Australia termasuk Melbourne dan Adelaide dengan suhu mencapai 38 derajat pada hari Jumat. Gelombang panas ekstrem tercatat menyebabkan lebih banyak orang kematian di Australia dibandingkan bahaya alam lainnya.

Layanan Kesehatan Australia Barat sudah mengimbau warga di sana untuk tetap menghindari panas dan membantu warga yang rentan.

"Sejumlah orang lebih berisiko mengalami stres panas, termasuk bayi dan anak kecil, orang tua, dan pasien dengan kondisi kesehatan tertentu," kata Dr Andrew Jamieson.

"Gejala stres panas ini termasuk rasa lelah, pingsan, pusing, rasa haus, kulit pucat dan urin berwarna pekat," jelasnya.

Minuman beralkohol dan mengandung kafein sebaiknya dihindari dalam cuaca panas seperti ini. "Minumlah banyak air dan batasi waktu berada di luar ruangan," katanya.

Diterjemahkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2018-12-07/gelombang-panas-ekstrim-terpa-australia/10593034
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement