Ahad 22 Sep 2013 17:28 WIB

Pemenang World Muslimah: Kami Dinilai karena Intelektual dan Spiritual

Red:
Miss World Muslimah
Miss World Muslimah

JAKARTA -- Tidak seperti kontes kecantikan lainnya, World Muslimah, justru ingin menekankan kecantikan sesungguhnya, yakni inner beauty. Lewat slogan Sholihah, Smart, dan Stylish, World Muslimah justru mempromosikan intelektualitas dan spiritualitas sebagai gaya hidup modern.

Obabiyi Aisha Ajibola, gadis berusia 21 tahun asal Lagos, Nigeria berhasil menyabet mahkota ‘Crown of Modesty’ dalam ajang kontes World Muslimah 2013 yang digelar pekan di Jakarta, pekan lalu.

Mahasiswi yang sedang mengambil studi Perencanaan Kota, di Universitas Ibado, Lagos, Nigeria ini berhasil mengungguli 19 finalis lain dalam 3 tahap penjurian.

Di negaranya Obabiyi dikenal sebagai seorang motivator, khususnya bagi remaja dan perempuan.  

Saat ditemui Radio Australia di Jakarta, Obabiyi mengaku siap mempromosikan nilai dan karakter yang harus dimiliki seorang World Muslimah yakni Sholihat, Smart, dan Stylish.

Sebagai duta World Muslimah, Obabiyi merasa perdamaian dunia yang harus dimulai dari rasa cinta kasih yang tulus.  “Menurut saya dunia memerlukan kedamaian agar bisa menjadi tempat tinggal semua orang. Karena jika kita baik dan tulus kepada diri kita sendiri,  maka kita akan baik dan tulus kepada mahluk lain," ujar Obabiyi.

"Ketika anda mencintai anggota keluarga dan kelompok terdekat,  cinta itu akan tersalur kepada orang lain di lingkungan dan tidak akan ada pertikaian. Saya mencoba menunjukan dunia kalau mereka memiliki kualitas kepribadian seperti itu kita bisa melakukan banyak hal.." tambahnya.

Promosikan gaya hidup Islami

Obabiyi yang gemar merancang busana dan aksesoris, mengaku sangat terkesan dengan busana muslimah karya perancang Indonesia.

“Sebagai muslimah kita harus berperilaku islami, diantaranya tidak memakai pakaian yang ketat dan menunjukan lekuk badan kita. Dan kita harus selalu rendah hati. Karenanya saya yakin sebagai muslimah kita bisa gaya tapi tetap rendah hati." 

"Baju muslim di Indonesia sangat mengagumkan ..keren...saya lihat teman2 kontestan banyak menggunakan gaun yang melayang bebas dan juga rok. Di negara saya tidak banyak yang menggunakan rok, gaya busananya berbeda."

Ia juga mengaku akan mempelajari gaya busana muslimah Indonesia dan akan menerapkannya di negara saya. Menurutnya gaya hidup Islami bisa dipromosikan lewat cara berpakaian muslimah.

World Muslimah bukan ajang kecantikan

World Muslimah  merupakan ajang tahunan yang sudah tiga kali digelar.

Yayasan World Muslimah selaku pihak penyelenggara mengaku jumlah peserta yang mendaftar setiap tahunnya terus meningkat.

Tahun ini misalnya, tercatat ada 500 lebih pendaftar dari 11 negara.

Yayasan World Muslimah menegaskan bahwa kontes ini bukanlah seperti kontes kecantikan yang sudah ada

Untuk bisa mengikuti kontes ini, kecantikan dan tinggi badan bukanlah persyaratan.

Sebaliknya, peserta diwajibkan bisa membaca Alqur’an dan telah menggunakan busana muslimah sehari-hari.

Beberapa aspek yang dinilai antara lain, kesalehan, pengetahuan agama dan pemahaman Alquran. 

Noor Aspasia runner up world muslimah dan finalis Nur Maulidia menjelaskan perbedaan  kompetisi yang diikutinya dengan ajang kecantikan. "Kontes ini  lebih menilai pada ahlak dan aqidah kita, selain juga kepintaran sebagai muslimah. Menurut islam itu sendiri sudah jelas, Allah menciptakan setiap manusia dalam bentuk seindah-indahnya. Tidak ada manusia yang jelek," ujar Noor.

Menurut Eka Shanty, CEO dan pendiri Yayasan Muslimah Dunia, ajang ini bertujuan untuk memberikan wadah sekaligus mengapresiasi remaja-remaja muslimah berprestasi diseluruh dunia yang selama ini tidak terakomodasi.

Lewat slogan yang diusung, yakni Sholihah, Smart, dan stylish, hasil yang diharapkan bukanlah mencetak ratu kecantikan, sebaliknya berupaya menginspirasi muslimah yang mempromosikan inner beauty, intelektualitas, spiritualitas sebagai gaya hidup modern.

Tahun depan World Muslimah akan diselenggarakan di Brunei Daarussalam dan ditargetkan akan diikuti oleh muslimah dari 60 negara.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement