Sabtu 08 Mar 2014 21:17 WIB

Taksi di Australia tak Layak Jalan Akibat Pemotongan Anggaran?

Taksi (ilustrasi)
Foto: FIRMASEC
Taksi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Pemerintah mengingatkan para operator taksi agar selalu melakukan pemeriksaan resmi menyusul keluhan banyaknya taksi yang tak layak jalan. Operator juga diminta untuk menjaga taksi mereka agar selalu  dalam kondisi laik jalan.

Tetapi dengan meningkatnya jumlah taksi di jalan dan melonjaknya harga-harga, operator terpaksa melakukan pemotongan anggaran. Salah satu operator, Kismet Taxi berkeras kalau armada taksi mereka seluruhnya laik jalan dan diperiksa oleh mekanik yang bersertifikat resmi dari pemerintah. Namun Kismet Taksi mengakui  kalau tekanan ekonomi memicu sejumlah masalah bagi industri operator taksi.

Mekanik di Kismet Taksi, Leon Kalerandes mengaku kalau sejumlah operator tidak selalu senang memperbaiki masalah pada armada taksinya.

"Beberapa operator memang selalu melakukan perbaikan seksama pada kendaraan taksi mereka, tapi ada juga yang tidak dan mereka memilih melakukan perbaikan dengan anggaran murah mungkin dan hanya pada satu masalah saja dan mengacuhkan masalah teknis lain,” katanya.

"Jadi banyak sekali instruksi dari operator dan ada yang memerintahkan tidak usah melakukan pemeriksaan dan perbaikan mesin mobil 100%,” tuturnya.

Kalerandes mengatakan dia yakin dengan kondisi kelaikan jalan armada taksi di operatornya, tapi tidak yakin dengan operator lain.

Pejabat Serikat Pekerja Transportasi, Michael Aird  menyalahkan kurangnya pengawasan dari pemerintah sebagai pemicu isu keselamatan ini.

"Para mekanik digaji oleh pemilik operator untuk memeriksa armada taksi milik mereka, dan pemilik taksi memiliki konflik kepentingan yang kuat untuk bisa  memerintahkan para mekanik tersebut menyatakan armada taksi mereka laik jalan,  jika mereka tetap ingin mempertahankan pekerjaannya,” kata Aird.

 

Menteri Transportasi menolak diwawancara. Sementara Otoritas Jalan dan Kelautan (RMS) tidak bersedia memberikan tanggapan namun menyatakan pihaknya tidak melakukan pemeriksaan langsung acak.

 

Tahun lalu lembaga ini menyatakan kalau pihaknya telah menarik ijin operasi lebih dari 7.500 taksi. Sebanyak 557  karena rusak, sebagian besar karena memiliki masalah ringan seperti lampu indicator yang rusak dan ada kerusakan karoseri serta mesin kotor.

sumber : abc
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement