Jumat 19 Sep 2014 17:28 WIB

Buah Delima Bisa Membuat Kerja Obat tak Efektif

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOOURNE -- Mengkonsumsi buah delima dalam bentuk buah segar, jus atau ekstraknya  dalam obat-obatan herbal ternyata dapat menghambat penyerapan tubuh terhadap obat-obatan farmasi. Demikian hasil kesimpulan dari sebuah penelitian di Australia.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal, Biologi Farmasi, ini berusaha meneliti bagaimana tiga komponen zat aktif utama dalam delima dapat mengganggu pengiriman obat melalui protein yang dikenal sebagai transporter pembawa zat terlarut.

Transporter pembawa zat terlarut ini memainkan peran kunci dalam membantu zat atau molekul seperti hormon bergerak untuk melintasi membran biologis dan dikenal untuk memainkan peran kunci dalam penyerapan obat dan distribusi, kata Zhou.

Mereka juga memainkan peran penting dalam menghilangkan molekul beracun dari dalam tubuh dengan cara membantu mengalirkan racuk ke hati dan ginjal untuk dihilangkan dari tubuh.

Zhou mengatakan tim penelitian memfokuskan pada dampak delima pada transportasi obat karena delima mengandung tiga komponen - asam oleanolic, asam ursolat, asam galat - yang biasanya ditemukan dalam makanan lain.

Oleanolic dan asam ursolat secara luas ditemukan pada tumbuhan; sedangkan asam galat ditemukan berlimpah dalam teh, anggur,  buah sejenis berry, buah-buahan lain serta anggur.

Delima juga banyak terkandung dalam obat-obatan herbal karena dikenal memiliki efek anti-inflamasi dan antioksidan.

Baru-baru ini studi ilmiah juga telah menunjukkan delima memiliki potensi sifat antidiabetes. Namun demikian pertemuan tiga senyawa ini dengan obat lain dilaporkan banyak memicu masalah lantaran interaksi makanan dan obat,  yang menyebabkan  perubahan kinerja obat di dalam tubuh.

"Penelitian kami memastikan kandungan tiga komponen didalam delima dapat berdampak pada transporter ini, yang berarti jika ada molekul obat lain yang  masuk ke sel-sel melalui transporter ini, maka kehadiran komponen delima akan mengganggu obat-obatan tersebut," kata Zhou.

Dampak yang paling mungkin terjadi adalah ketiga komponen dalam buah delima itu dapat menghambat molekul obat untuk masuk kedalam sel sel karena harus bersaing dengan ketiga komponen delima itu untuk masuk ke transporter yang sama, " Dr Zhou menambahkan.

Zhou mengatakan ada banyak macam obat yang diangkut ke dalam tubuh melalui transporter pembawa zat terlarut. Termasuk diantaranya statin yang biasa  digunakan untuk mengobati penyakit jantung dan obat anti-kanker seperti paclitaxel dan methotrexate.

Makanan dan interaksi obat

Zhou mengatakan ini merupakan  studi pertama yang berusaha menunjukan secara luas bagaimana interaksi komponen delima dengan set transporter pembawa zat terlarut ternyata memiliki dampak yang signifikan terhadap obat yang digunakan bersama-sama dengan makanan tertentu atau herbal, seperti obat-obatan alami dan obat-obatan herbal Cina .

"Tidak masalah jika Anda minum jus atau makan buah segarnya, ketiga komponen itu akan tetap sama.

"Jadi penelitian kami akan memiliki aplikasi yang lebih luas dari sekedar obat-obatan herbal yang terbuat dari buah delima," kata Zhou.

Penelitian juga menunjukkan bahwa makanan atau ramuan ekstrak - bukan hanya delima -yang mengandung senyawa-senyawa serupa bisa juga memicu masalah.

"Kami ingin memperingatkan orang-orang bahwa ketika mereka mengkonsumsi obat tertentu yang mereka butuhkan, mereka perlu mencari tahu apakah obat tersebut bisa terpengaruh oleh makanan lain atau obat-obatan yang dikonsumsi pada waktu yang sama."

Zhou mengatakan khusus bagi para pengguna obat-obatan Cina mereka perlu mengetahui kalau obat tradisional dapat berdampak pada obat-obatan farmasi.

"Di negara-negara Asia orang sering kali mengkonsumsi obat yang diresep dokter bersamaan dengan obat-obatan herbal. Dan mereka bahkan tidak tahu ada risiko potensial dalam pemberian obat yang bersamaan tersebut," katanya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement