Rabu 06 Jul 2016 06:00 WIB

Meski Kelainan Sendi, Bayi Gajah Ini Akhirnya Bisa Berdiri

Ibu gajah, Num Oi (terlihat di foto) dan si bayi gajah, selama ini, saling mendekatkan diri lewat pagar.
Foto: abc
Ibu gajah, Num Oi (terlihat di foto) dan si bayi gajah, selama ini, saling mendekatkan diri lewat pagar.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Para penjaga di Kebun Binatang Melbourne mengabarkan, seekor bayi gajah yang terlahir dengan kondisi langka yang membuatnya tak mampu berdiri, akhirnya mampu berdiri untuk pertama kalinya.

Bayi gajah berusia 2,5 pekan ini mampu berdiri untuk jangka waktu yang singkat setelah staf medis melepas gips dari kaki depannya. Tapi staf kebun binatang memeringatkan, bayi gajah Asia betina ini masih kritis, meski terjadi kemajuan kecil ini.

Sang bayi gajah telah didiagnosis dengan kelainan sendi bawaan, kondisi yang mencegahnya untuk mampu meluruskan pergelangan kaki pada kaki depan.

Meskipun kondisi ini dianggap langka pada gajah Asia, tapi ini tak jarang menimpa kuda dan spesialis kuda dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Melbourne dipanggil untuk membantu.

Dokter hewan Senior Dr Michael Lynch mengatakan kondisi si bayi gajah telah membaik ke titik di mana gips yang tadinya melekat, tak lagi dibutuhkan.

"Setelah kami melepas gips itu, ia benar-benar berdiri dengan kami sempat menyeimbangkannya sebentar. Ia terlihat kuat tapi tak bisa berdiri secara konsisten tanpa bantuan,” ujarnya.

Si bayi gajah mendapat fisioterapi intensif tapi masih lemah karena tak mendapatkan nutrisi yang cukup dari aktivitas menyusu. Infus digunakan untuk melengkapi makanan.

"Otot-ototnya makin lemah, terutama di perempat punggungnya, jadi kami memperbaikinya untuk mendorong kekuatan dan ototnya," kata Dr Michael.

Dan sampai si bayi gajah bisa berdiri sendiri, ia tak akan bisa menghabiskan waktu di kandang yang sama dengan ibunya, Bil Oi. "Dua kali sehari ia menghabiskan waktu dengan ibunya hanya lewat pagar dan mereka berdua menunjukkan ketertarikan satu sama lain dan benar-benar penting untuk memiliki ikatan itu," jelas sang dokter.

Kondisinya, untuk saat ini, tetap kritis dengan satu tim besar dokter hewan dan staf kebun binatang bekerja 24 jam sehari untuk menjaganya.

"Ia seorang pejuang yang nyata. Ia benar-benar ingin berdiri dan kami menyemangatinya dengan upaya tersebut. Ia frustasi jika aktivitas makan tak berjalan dengan baik, ia mengaum sedikit. Tentu saja semua orang jatuh cinta padanya dan benar-benar mengagumi semangat dan keinginannya untuk terus berjalan,” ungkap sang dokter.

Staf kebun binatang berharap untuk bisa segera memberikan foto-foto si bayi gajah, yang belum dipertontonkan di depan umum sejak kelahirannya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/alami-kelainan-sendi-bayi-gajah-di-melbourne-bisa/7568482
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement