Selasa 21 Mar 2017 18:45 WIB

Korban Gas Air Mata di Penjara Remaja Australia Menang Gugatan Terhadap Pemerintah

Rep: Steven Schubert/ Red:
abc news
Foto: abc news
abc news

Empat orang remaja yang menjadi korban tembakan gas air mata -di rumah tahanan anak-anak Don Dale pada tahun 2014 -berhasil memenangi sebagian gugatan mereka terhadap Pemerintah Northern Territory (NT) atas perlakuan tak sesuai terhadap mereka pasca insiden tersebut.

Hakim Judith Kelly memberikan total uang ganti rugi sejumlah $53.000 atau sekitar Rp 545 juta atas kerusakan yang terjadi pada keempat remaja tersebut – tiga orang masing-masing menerima uang ganti rugi sebesar $ 12.000 (Rp 124 juta), dan satu orang lainnya menerima $17.000 (Rp 175 juta).
Keempat remaja ini mengajukan gugatan terhadap Pemerintah Northern Territory pada akhir tahun lalu atas sebuah insiden yang terjadi pada Agustus 2014, ketika keempatnya disemprot gas air mata sementara penjaga berusaha untuk menaklukkan sesama tahanan, Jake Roper.
Anak-anak ini terkunci di sel mereka di Unit Manajemen Perilaku -di pusat penahanan remaja Don Dale lama -ketika gas disemprotkan ke area itu untuk mengatasi Roper, yang melarikan diri dari selnya, tapi masih berada di daerah yang aman.

Tahanan di penjara anak-anak dirobohkan ke tanah setelah disemprot dengan gas air mata.
Para tahanan disemprot gas air mata dan kemudian dibawa ke sel mereka dan dijejalkan ke tanah oleh petugas di rumah tahanan anak-anak Don Dayle.

ABC News

Pengacara keempat remaja ini mengklaim, penggunaan gas air mata itu mungkin telah melanggar Undang-Undang Kontrol Senjata, mengingat tidak ada ketentuan dalam undang-undang itu untuk penggunaan gas air mata di fasilitas penahanan remaja.
Namun Hakim Kelly menemukan, penggunaan gas air mata ini sebagai hal yang "wajar dan perlu", dan bahwa penjaga tidak punya pilihan lain untuk menggunakan senjata yang lebih tidak beresiko, tanpa membahayakan keselamatan para staf dan tahanan.
Para tahanan juga telah mengajukan klaim atas kerusakan ini didasarkan atas kehadiran penjaga yang menggunakan seragam anti huru hara dan anjing penyerang, tapi Hakim Kelly mengatakan, hal ini "secara tak sengaja membuat mereka terpapar kekerasan".
"Para penggugat semuanya terkunci dalam sel mereka, mereka bisa melihat dan mendengar apa yang Jake Roper lakukan dan tentu telah mengetahui mengapa petugas penjara dan anjing dihadirkan," kata Hakim Kelly dalam putusannya.
"Tidak ada "anjing penyerang" seperti yang dituduhkan oleh penggugat -hanya satu ekor anjing terlatih milik pusat tahanan yang sudah di bawah kendali penjaganya.”
Para tahanan juga membuat tuduhan atas kejadian penyerangan dan kekerasan lainnya -yang terjadi ketika mereka dibawa ke penjara orang dewasa dengan kondisi diborgol dan diberi penutup kepala setelah penyerangan dengan gas beracun.
Kerusakan disebabkan oleh "tindak kekerasan " yang terdiri dari memasangkan penutup kepala pada masing-masing tahanan, memborgol kaki mereka, dan memborgol tangan mereka di belakang punggung.
Hakim Kelly mendapati, meski masuk akal bahwa keempat tahanan ini diborgol untuk diangkut ke penjara dewasa, tangan mereka seharusnya tidak diborgol di belakang punggung mereka.
"Selain memborgol penggugat ke belakang bukannya ke depan, pihak tergugat keliru memasangkan borgol dan kantong penutup kepala ke masing-masing penggugat," kata Hakim Kelly.
"Saya tidak ragu bahwa tindakan ini menyebabkan penggugat cukup tertekan dan terhina, terutama karena pemuda ini jalan berbaris melewati tahanan dewasa.”

Kemenangan pertama dari banyak gugatan

seorang anak diikat ke kursi penahan mekanis.
Mantan tahanan Dylan Voller juga mengajukan gugatan terhadap pemerintah.

Supplied


Kasus ini adalah yang pertama dari tiga gugatan sipil terpisah yang diajukan oleh mantan tahanan di Pusat Tahanan Remaja Don Dale.
Dylan Voller - remaja yang ditampilkan terikat di kursi yang gambarnya beredar ke seluruh dunia - dan Jake Roper, juga turut menggugat Pemerintah NT atas perlakuan yang mereka dapatkan.
Sebuah gugatan kelompok juga telah diajukan oleh mantan tahanan lainnya di Pengadilan Federal.
Gugatan kelompok ini ditunda sampai Mei di tengah pertanyaan apakah pengadilan memiliki yurisdiksi atas masalah ini.
Pengacara yang terlibat dalam gugatan kelompok ini meyakini, butuh bertahun-tahun hingga gugatan kelompok ini mencapai pengadilan.
Diterjemahkan pada pukul 15:00 WIB, 21/3/2017, oleh Iffah Nur Arifah dari artikel Bahasa Inggris disini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement